News
Sabtu, 14 Oktober 2017 - 02:20 WIB

Unisa Sudah Dilengkapi Peralatan Fisioterapi

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rektor Unisa Warsiti (kiri) menyerahkan dokumen kepada Direktur RS Ortopedi Surakarta Pamudji Utomo dalam penandatanganan kerja sama, Kamis (12/10/2017). (Harian Jogja/Sunartono)

“Termasuk kami punya beberapa alat yang tidak dimiliki oleh perguruan tinggi fisioterapi lainnya”

Harianjogja.com, SLEMAN-Keinginan Universitas Aisyiyah (Unisa) Jogja membuka Program Magister Fisioterapi sangatlah kuat. Berbagai persiapan dilakukan termasuk memiliki berbagai laboratorium lengkap dengan berbagai peralatan fisioterapi.

Advertisement

Karena itu pula, pada pertengahan September 2017 dua pemain Timnas U-19, Egy Maulana Fikri dan Abimanyu datang ke Unisa untuk melakukan terapi dengan metode Elektro Myograph di Laboratorium Fisioterapi. Rektor Unisa Warsiti memastikan, kelengkapan laboratorium fisioterapi di Unisa lebih lengkap dibandingkan perguruan tinggi lain yang memiliki pendidikan profesi fisioterapi.

Oleh karena itu, pihaknya optimistis pembukaan prodi baru di jenjang S2 itu akan berjalan dengan baik. “Kalau boleh saya katakan pendidikan profesi yang memiliki alat selengkap saat ini, ya Unisa. Termasuk kami punya beberapa alat yang tidak dimiliki oleh perguruan tinggi fisioterapi lainnya,” kata dia, Kamis (12/10/2017).

Baca juga : Bakal Buka Magister Fisioterapi, Unisa Jadi yang Pertama

Advertisement

Selain itu, Unisa juga menjalin kerja sama dengan RS Ortopedi Prof DR R Soeharso Surakarta. Direktur RS Ortopedi Surakarta Pamudji Utomo mengatakan, kerja sama yang dijalin dengan Unisa dalam rangka pendidikan dan pelayanan fisioterapi. Kerja sama dengan lembaga pendidikan dinilai dapat memberikan manfaat perkembangan bagi rumah sakit yang ia pimpin ketimbang hanya sekedar melakukan pelayanan.

Bentuk kerja sama dapat dilakukan dengan mahasiswa fisioterapi melakukan magang di RS Ortopedi Prof DR R Soeharso Surakarta. Ia mengatakan, peran fisioterapi sangat penting, karena seorang pasien sebelum dilakukan tindakan harus melakukan persiapan.

Fisioterapi dapat menyiapkan seseorang untuk bisa beraktivitas seperti sebelumnya. Kemudian dapat diberikan kepada pasien yang akut atau cedera, saat recovery setelah tindakan pasca operasi, serta tahapan fungsional, fisioterapi jualah yang dapat menentukan kapan berfungsi normal.

Advertisement

Ia mengatakan, lahan fisioterapi masih sangat luas, saat ini jumlahnya di Indonesia baru mencapai 11.000, padahal jumlah penduduk Indonesia lebih dari 250 juta. “Sangat penting menentukan kapan ini bisa kembali bekerja atau harus mengurangi pekerjaannya. Dan masih luas sekali, fisioterapi itu pijat, kalau fisio ada ilmunya ada tahapannya. Pada keadaan akut harus dilakukan mengembalikan fungsi kembali, yang tahu fisioterapi, untuk mengembalikan cidera,” tegas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif