Soloraya
Kamis, 12 Oktober 2017 - 14:15 WIB

Di Sukoharjo, Cak Nun Ingatkan Perbedaan Bukan Alasan Saling Menyalahkan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Budayawan Emha Ainun Najib (kopiah putih, pegang mik) duduk bersama pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Sukoharjo saat memberikan tausyiyah di Proliman, Sukoharjo di acara Silaturahmi Kebangsaan, Rabu (11/10/2017) malam. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Cak Nun berbicara dalam Silaturahmi Kebangsaan di Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO — Masyarakat Sukoharjo memadati lokasi Silaturahmi Kebangsaan di simpang Proliman, Sukoharjo, Rabu (11/10/2017) malam. Kegiatan yang merupakan rangkaian Hari Jadi ke-71 Kabupaten Sukoharjo dan HUT ke-72 RI itu menghadirkan budayawan Emha Ainun Najib dengan Kyai Kanjeng.

Advertisement

Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menyatakan kehadiran Cak Nun, panggilan akrab Emha Ainun Najib, ke Sukoharjo dimaksudkan untuk memperkuat pemahaman masyarakat tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“NKRI harga mati dan kegiatan ini [silaturahmi] dikomandani Forum Kerukunan Umat Beragama [FKUB] Sukoharjo, yang di dalamnya terdapat semua unsur agama,” katanya.

Bupati menyatakan kebersamaan ormas lintas agama Sukoharjo menunjukkan kerukunan antarumat beragama sudah berjalan. “Perbedaan tidak menjadi sekat atau jarak dalam kehidupan dan kerukunan. Dari kerukunan rakyat Sukoharjo itu akan memperkuat dan memperkokoh rasa saling menghormati di antara umat beragama,” ungkap dia.

Advertisement

Sejak Rabu pukul 18.30 WIB masyarakat berbondong-bondong mendatangi lokasi Silaturahmi Kebangsaan walau gerimis mengguyur. Banyaknya masyarakat yang datang mengakibatkan halaman dan taman Gedung Pusat Promosi Potensi Daerah (GPPPD) Sukoharjo dijadikan lokasi duduk pengunjung. Kegiatan tersebut selesai sekitar pukul 24.00 WIB.

Cak Nun di hadapan pengunjung menegaskan silaturahmi memiliki arti persambungan yang mengarah kepada kasih sayang.

“Perbedaan bukan suatu alasan untuk saling menyalahkan dan mencari kebenaran sesuai pendapat diri sendiri. Perbedaan tidak apa karena hidup itu takdir dan kita [manusia] harus menerima perbedaan itu. Jangan memaksa dan jangan mencela,” ungkap dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif