News
Kamis, 12 Oktober 2017 - 19:30 WIB

6 Bulan Berlalu, Kapolri Sebut Kasus Novel Baswedan Lebih Sulit dari Bom Bali

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menunjukkan sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Puspa Perwitasari)

Kapolri menyebut kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan yang belum terungkap hingga 6 bulan lebih sulit dari bom Bali.

Solopos.com, JAKARTA — Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan lebih sulit diungkap dibandingkan dengan kasus bom Bali. Alasannya, kasus-kasus yang menggunakan skema hit and run atau melarikan diri setelah menyerang sulit diungkap.

Advertisement

Dia mencontohkan, kasus teror hit and run yang sulit diungkap selain yang menimpa Novel adalah pelemparan bom molotov di Kedutaan Besar Myanmar dan rumah ibadah di Yogyakarta.

Adapun kasus bom Bali lebih mudah diungkap karena lebih banyak melibatkan pelaku. Dia pun mengakui, setelah kasus yang menimpa Novel enam bulan berlalu pihaknya belum menemukan titik terang.

Di sisi lain kepolisian sudah meminta KPK untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini. Namun lembaga antirasuah tersebut hingga kini belum mengirimkan tim khusus.

Advertisement

“Lebih dari 50 saksi diperiksa ada lima diamankan tapi kelimanya tak terkait. Kami pun menawarkan KPK kerjasama melakukan verifikasi terkait penyidikan oleh polisi termasuk joint investigation tapi KPK belum kirim tim,” ujarnya dalam rapat bersama Komisi III DPR RI di gedung parlemen, Kamis (12/10/2017).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif