News
Senin, 25 September 2017 - 01:00 WIB

Belanja Online Kian Berkibar, Saham Ritel Terus Merosot

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Festival Belanja Online Flipit (flipit.com)

Belanja online yang meningkat mempengaruhi saham ritel di bursa efek.

Solopos.com, SOLO — Selama tiga bulan terakhir, harga saham perusahaan ritel mengalami koreksi. Hal ini dinilai karena adanya pengaruh penjualan online yang terus meningkat nilai dan volumenya.

Advertisement

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta, Irfan Noor Riza, mengungkapkan masyarakat perlahan beralih dari belanja secara konvensional ke online. Hal tersebut membuat kekuatan perusahaan ritel berkurang apabila tidak melakukan inovasi dan akan ditinggalkan oleh konsumen.  Menurut dia, perubahan perilaku ini berpengaruh terhadap sejumlah harga saham toko ritel.

Berdasarkan pantauan di pasar saham, selama tiga bulan terakhir, rata-rata harga saham perusahaan ritel turun. Matahari Departement Store dengan kode emiten LPPF selama tiga bulan terakhir cenderung turun.

Sebelumnya harga saham ritel fashion ini mampu mencapai Rp14.200 tapi pada 12 September lalu berada di harga paling rendah, yakni Rp9.350. Begitu juga saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS) yang harganya sempat turun menjadi Rp895 dari harga tertinggi tiga bulan terakhir senilai Rp1.145 per lembar.

Advertisement

“Kalau produk perusahaan ritel tidak lagi diminati masyarakat tentu penjualan turun yang berpengaruh terhadap keuntungan sehingga harga saham pun ikut turun. Fenomena [online] ini harus disikapi oleh emiten ritel dengan melakukan inovasi supaya tetap mampu bertahan,” ujarnya, Sabtu (23/9/2017).

Konsumsi Dalam Negeri

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergantung pada konsumsi dalam negeri. Menurut dia, keluhan mengenai konsumsi masyarakat yang turun karena beberapa diantaranya beralih ke online. Hal ini membuat ada toko ritel yang menutup gerainya karena dinilai sudah tidak prospekstif.

Advertisement

“Saat ini masyarakat dimanjakan dengan penjualan secara online. Kalau di pasar saham, sejak awal jual beli dilakukan secara online sehingga perubahan pola konsumsi masyarakat ini sangat mendukung pertumbuhan transaksi di pasar saham. Hal ini karena masyarakat semakin aware transaksi online yang berimbas pada kenaikan transaksi setiap tahunnya,” ujarnya.

Sementara itu, edukasi pasar modal juga terus dilakukan dengan menggandeng Solo Techno Park (STP) beberapa waktu lalu. Ketua Ikatan Pialangan Efek Indonesia (IPEI) Komda Soloraya, Edwin Jayandaru, mengatakan meski belum dibuka galeri tapi secara reguler akan ada pelatihan mengenai manajemen keuangan maupun pasar saham.

Tak hanya itu, dukungan juga diberikan untuk mengembangkan usaha pemula binaan STP. Menurut dia, banyak potensi start up di Solo. Hal ini pun tidak menutup kemungkinan untuk bisa dibiayai investor. Oleh karena itu, dengan jaringan yang dimiliki oleh sekuritas, khususnya UOB Kay Hian, berupaya memfasilitas untuk pertemukan dengan investor dalam maupun luar negeri. Bahkan tidak menutup kemungkinan, start up tersebut bisa masuk ke pasar saham.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif