Soloraya
Jumat, 22 September 2017 - 11:15 WIB

8 Kecamatan di Wonogiri Kekeringan, Bantuan Air Bersih Tersalur 500 Tangki

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi dropping air bersih untuk warga (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kekeringan Wonogiri melanda delapan kecamatan dengan 53.000 warga terdampak.

Solopos.com, WONOGIRI — Sejak pertengahan Agustus hingga pertengahan September 2017, bantuan air bersih berdatangan ke desa-desa terdampak kekeringan di Wonogiri. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat hampir 500 tangki air bersih telah tersalurkan.

Advertisement

“Selama satu bulan ini, hampir 500 tangki bantuan yang sudah disalurkan. Tetapi, ada sebagian pihak yang men-dropping air tetapi tidak melapor atau memberitahuku kami,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, Kamis (21/9/2017).

Jika dibandingkan dengan estimasi kebutuhan air bersih BPBD Wonogiri, jumlah itu masih sangat kurang. Di Wonogiri, terdapat delapan kecamatan yang kekeringan dengan 53.000 orang.

Kebutuhan air bersihnya diperkirakan mencapai 400-an tangki dalam sehari di delapan kecamatan itu. Kecamatan dengan desa paling banyak butuh air bersih antara lain, Pracimantoro, Paranggupito, Giritontro, dan Nguntoronadi.

Advertisement

Menurut Bambang, desa terdampak kekeringan paling parah yakni Joho, Pracimantoro. Hal itu karena keterbatasan sumber air di Joho, tetapi jumlah penduduknya paling tinggi di antara desa terdampak kekeringan lainnya, yakni mencapai 5.496 orang. “Kalau yang tidak ada sumber air, kami lakukan dengan PAH [penampungan air hujan],” ujar dia.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng, Heru Sudjatmoko, pada Selasa (19/9/2017), menyerahkan bantuan gubernur berupa 250 tangki air bersih kepada warga terdampak kekeringan di Desa Joho, Kecamatan Pracimantoro.

Dalam kesempatan itu, Heru menyampaikan apresiasinya terhadap upaya Pemkab Wonogiri untuk mengatasi kekeringan di daerahnya. Upaya mengatasi kekeringan juga perlu dilakukan secara jangka panjang, sehingga masyarakat tidak lagi merasakan sulitnya mencari air di musim kemarau.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif