Soloraya
Rabu, 20 September 2017 - 21:30 WIB

KEKERINGAN SRAGEN : Ketua DPRD Sragen: Krisis Air Bersih, Memalukan!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perwakilan alumnus kelas IPA IV SMA Kristen Sragen tahun 1986 bersama aparat TNI membagikan air bersih untuk warga Gesi, Sragen, Selasa (19/9/2017). (Istimewa/Dwi Harjanto/Alumnus SMA Kristen Sragen)

Kekeringan Sragen terjadi salah satunya di wilayah Gesi.

Solopos.com, SRAGEN — Kekeringan Sragen terjadi di wilayah utara Bengawan Solo Bumi Sukowati. Ketua DPRD Sragen, Bambang Samekto, mengaku sangat prihatin dengan kondisi krisis air bersih yang melanda warga Bumi Sukowati di sisi utara Sungai Bengawan Solo. Apalagi kondisi itu rutin terjadi saat kemarau.

Advertisement

Politikus PDIP itu meminta Pemkab Sragen berpikir keras untuk mencari solusi permanen atas persoalan tersebut. Maksud dia, jangan sampai kebutuhan air bersih warga saat kemarau hanya mengandalkan suplai bantuan.

“Sudah saatnya Pemkab memprioritaskan masalah ini untuk diselesaikan. Kita tidak boleh membiarkan ini berlangsung terus menerus. Harapan saya bisa ada solusi permanen atas persoalan tersebut,” ujar Ketua DPRD Sragen itu, Selasa (19/9/2017).

Bambang menilai ada dua solusi yang bisa ditempuh Pemkab untuk mengatasi krisis air bersih. Opsi pertama mencari sumber air tanah untuk dibuat sumur artesis. Opsi kedua membuat jaringan air bersih ke kawasan utara sungai.

Advertisement

“Saya sedari awal sudah ngomong, buatkan grand design solusi permanen atas masalah air bersih ini. Masa hampir tahun 2018 masih krisis air, memalukan. Di Arab Saudi saja saat ini sudah tidak ada krisis air bersih,” sambung dia.

Bambang tidak bisa menerima alasan yang selama ini disampaikan eksekutif yaitu keterbatasan anggaran daerah. “Kalau mau melangkah saja sudah ragu-ragu mana bisa tuntas. Harus lebih visioner, dan berani,” dia menegaskan.

Di sisi lain, bantuan air bersih untuk warga Sragen di utara Sungai Bengawan Solo terus mengalir. Kali ini enam tangki air bersih dikirim dari PDAM Tirtonegoro Sragen atas permintaan alumnus SMA Kristen Sragen kelas IPA IV tahun 1986.

Advertisement

Bantuan disalurkan ke dua lokasi berbeda di Kecamatan Gesi. “Ini aksi pertama kami tahun ini. Tidak menutup kemungkinan akan ada aksi-aksi lanjutan kalau masih diperlukan,” ujar Dwi Harjanto, perwakilan alumnus kepada Solopos.com.

Dia menjelaskan aksi kemanusiaan bermula dari komunikasi para alumnus di grup WhatsApp (WA). “Kami ingin berkontribusi nyata meringankan beban saudara-saudara kami yang tinggal di utara Sungai Bengawan Solo,” imbuh dia.

Dwi yang kini mengajar sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) berharap ada solusi permanen atau masalah krisis air bersih. Sebab menurut dia masalah itu rutin terjadi saban musim kemarau.

“Kebutuhan air adalah kebutuhan pokok dan mendasar. Kami harapkan Pemda punya kontribusi dalam menangani masalah krisis air ini. Termasuk dalam perencanaan ke depan, bisa dengan sumur atau opsi lain,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif