Soloraya
Senin, 18 September 2017 - 23:35 WIB

KEKERINGAN SRAGEN : 473 Keluarga di Galeh Alami Krisis Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua pengurus Himpi Sragen berpose di depan mobil tangki yang membawa air bersih untuk ratusan keluarga di Galeh, Tangen, Sragen, Sabtu (16/9/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Sebanyak 473 keluarga di Desa Galeh, Tangen, Sragen, terdampak kekeringan dan krisis air bersih.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 473 keluarga di lima dukuh Desa Galeh, Kecamatan Tangen, Sragen, mengalami krisis air bersih akibat kemarau. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sragen mengirim 40.000 liter air bersih yang diangkut menggunakan 10 unit mobil tangki ke desa tersebut.

Advertisement

Penjelasan tersebut disampaikan pengurus Hipmi Sragen Arnan Muzzamil setelah survei ke wilayah Desa Galeh, Kecamatan Tangen, Sragen, bersama Ketua Hipmi Sragen Giana Saputra, Sabtu (16/9/2017). Arna menyampaikan musim kemarau panjang pada 2017 ini berdampak pada terjadinya krisis air bersih di sejumlah wilayah utara Bengawan Solo.

Dia menilai sejumlah daerah sudah mendapat suplai air bersih yang dikoordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen dan sejumlah komunitas lainnya. “Kami sengaja survei ke daerah yang belum mendapat bantuan air bersih. Kalau pun sudah dapat bantuan tetapi masih relatif minim. Salah satunya yang sangat membutuhkan ya di Desa Galeh, Tangen,” jelas dia.

Desa Galeh terletak di bagian utara wilayah Tangen. Hipmi sudah berkoordinasi dengan kepala desa setempat dan ada lima dukuh yang mengalami krisis air bersih dan butuh bantuan.

Advertisement

Kelima dukuh itu yakni Gondang, Barong, Galeh, Keras, dan Sumberejo. Lima dukuh itu dihuni 473 keluarga. Arnan mengirim bantuan ke lima dukuh itu sesuai jumlah keluarga dan kebutuhan.

Dukuh dengan jumlah keluarga cukup banyak seperti Dukuh Gondang, ada dua RT dengan 116 keluarga, mendapat jatah dua tangki air bersih masing-masing berkapasitas 4.000 liter. Bagi dukuh yang jumlah keluarganya sedikit, hanya mendapat jatah air bersih satu tangki.

Ketua Hipmi Sragen Giana Saputra menambahkan pengiriman bantuan air bersih ini baru kali pertama dilakukan Hipmi pada 2017 dan nantinya menjadi agenda rutin tahunan. Giana menyampaikan banyak para pengusaha yang tergabung dalam Himpi yang terketuk hatinya untuk berpartisipasi menghimpun dana untuk membantu para warga yang mengalami krisis air bersih.

Advertisement

“Bantuan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk air bersih yang bisa dinikmati warga. Ini bentuk kepedulian kami untuk meringankan beban saudara-saudara di utara Bengawan Solo. Kami berharap ada solusi permanen dari pemerintah kabupaten untuk mengatasi krisis air bersih yang menjadi bencana tahunan saat musim kemarau,” harapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif