SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan air bersih (JIBI/Solopos/Antara/Andreas Fitri Atmoko)
Kekeringan Karanganyar, ada 30 dusun di lima kecamatan yang terancam krisis air bersih.
Solopos.com, KARANGANYAR — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar memetakan ada 30 dusun di 14 desa di lima kecamatan berpotensi kekeringan dan mengalami krisis air bersih saat musim kemarau.
Tim BPBD Karanganyar memantau kondisi sejumlah lokasi di Karanganyar. Hasilnya, lima dusun di Desa Banjarharjo, Kebakkramat; empat dusun di Desa Munggur, Mojogedang; lima desa di Kecamatan Gondangrejo; dua desa di Kecamatan Karanganyar; dan lima desa di Kecamatan Jatiyoso berpotensi mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih saat musim kemarau.
Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, Bambang Djatmiko, menjelaskan hasil pantauan sudah dikoordinasikan dengan pemerintah desa dan masyarakat. “Hasilnya seperti itu. Hasil pengamatan sudah dikoordinasikan dengan pemerintah desa dan informasi dari masyarakat,” kata Bambang saat ditemui wartawan seusai Rapat Koordinasi Kebencanaan di Karanganyar Tahun 2017 di Ruang Podang I Setda Karanganyar, Senin (18/9/2017).
Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, Bambang Djatmiko, menjelaskan hasil pantauan sudah dikoordinasikan dengan pemerintah desa dan masyarakat. “Hasilnya seperti itu. Hasil pengamatan sudah dikoordinasikan dengan pemerintah desa dan informasi dari masyarakat,” kata Bambang saat ditemui wartawan seusai Rapat Koordinasi Kebencanaan di Karanganyar Tahun 2017 di Ruang Podang I Setda Karanganyar, Senin (18/9/2017).
Sejumlah desa berhasil melewati musim kemarau tanpa masalah. Warga setempat mengandalkan sumur bor artesis. Menurut Bambang, hal itu berkaitan dengan instruksi Bupati agar setiap desa rawan kekeringan membuat sumur bor artesis.
“Desa-desa yang berpotensi kekeringan dan kekurangan air bersih itu masih bisa bertahan. Ternyata mereka mengikuti instruksi Bupati agar desa buat sumur dalam. Itu sebabnya. Jadi setelah dicek, beberapa masih aman,” jelas dia.
Rapat koordinasi melibatkan perwakilan 31 sukarelawan di Karanganyar. Sejumlah sukarelawan bertanya persiapan BPBD dan Pemkab mengantisipasi bencana pada masa pancaroba. Mereka mengusulkan kerja bakti membersihkan sungai, seperti sungai di Jumok, Siwaluh, Gabah, dan lain-lain.
Dukarelawan MDMC, Ngadiman, berharap Pemkab memperbaiki jembatan Sungai Gabah di Tasikmadu. Jembatan dan jalan sering terendam air apabila intensitas hujan tinggi. Air akan menggenangi permukiman dan fasilitas publik, seperti rumah sakit dan lain-lain.
“Itu langganan banjir. Penyebabnya rumpun bambu terbawa arus air lalu tersangkut di pilar penyangga jembatan. Air meluap. Kami harap solusi pemerintah,” tutur dia.
Asisten II Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Karanganyar, Siti Maesaroh, menanggapi pertanyaan sukarelawan perihal rencana membersihkan sungai menjelang penghujan. Dia mengapresiasi kinerja dan semangat sukarelawan membantu warga.
Berikut data sebaran wilayah terancam kekurangan air bersih di Karanganyar:
Data Potensi Kekeringan Dan Kekurangan Air Bersih di Karanganyar
Desa Banjarharjo, Kecamatan Kebakkramat
– Dusun Mangal (teratasi dengan pembuatan sumur bor artesis oleh pemerintah desa)
– Dusun Jatiarum (teratasi dengan pembuatan sumur bor artesis oleh pemerintah desa)
– Dusun Karangmanis (sumber air dari sumur bor artesis mulai ada penurunan debet air, persediaan air diperkirakan cukup hingga satu bulan ke depan)
– Dusun Babatok (persediaan air diperkirakan cukup untuk satu bulan ke depan)
– Dusun Banjar (persediaan air diperkirakan cukup untuk satu bulan ke depan)
Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang
– Dusun Munggur
– Dusun Pilangbango
– Dusun Siwalan
– Dusun Sidorejo
(persoalan teratasi dengan pembuatan sumur bor artesis oleh pemerintah desa dan menyalurkan sumber air dari dusun tetangga)
Kecamatan Gondangrejo
– Desa Dayu (Dusun Dayu, Dusun Ngrenjeng, Dusun Tanjung). Persoalan teratasi dengan pembuatan sumur bor artesis oleh pemerintah desa.
– Desa Jatikuwung (Dusun Ledok, Dusun Gondangrejo). Persoalan teratasi melalui proses pembuatan sumur bor artesis oleh pemerintah desa.
– Desa Plesungan (Dusun Samirukun, Dusun Grumbulpring). Persoalan teratasi melalui proses pembuatan sumur bor artesis oleh pemerintah desa.
– Desa Karangturi. Persoalan teratasi proses pembuatan sumur bor artesis oleh pemerintah desa.
– Desa Rejosari. Persoalan teratasi proses pembuatan sumur bor artesis oleh pemerintah desa.
Kecamatan Karanganyar
– Desa Gayamdompo (Dusun Ndani tidak memiliki sumur dan sumber air menggunakan sendang, Dusun Gandoan memiliki dua sumur yang digunakan 15 keluarga tetapi persediaan air bersih minim saat kemarau, Dusun Puntuk Mojoroto memiliki sumber air dari sumur bor artesis tetapi debet air mulai menurun.
– Desa Jantiharjo (Dusun Banyak memiliki ketersediaan air dari sumur galian tetapi jumlah sumur tidak sebanding dengan warga sehingga mereka mengambil air dari desa sebelah.
Kecamatan Jatiyoso
– Desa Dawung (Dusun Dawung mengandalkan sumber air sumur bor artesis tetapi debet air mulai menurun, Dusun Tengklik mulai memasang pipa dari sumur pamsimas)
– Desa Jumantoro (Dusun Baturejo mengandalkan sumber air sumur bor artesis tetapi debet air mulai menurun, Dusun Wates mengandalkan sumber air dari sendang, Dusun Belang mengandalkan sumber air dari sendang).
– Desa Lemahbang (Dusun Dlangen Lor mengandalkan sumber air dari sumur bor artesis tetapi debet air mulai menurun, Dusun Bogangin mengandalkan sumber air sumur galian tetapi debet air menurun dan saat kemarau harus mengambil air dari desa sebelah.
– Desa Paseban (Dusun Tegalrejo dan Dusun Seban mengandalkan sumber air dari sendang saat).
– Desa Jatirejo (Dusun Krandon mengandalkan sumber air dari sendang apabila musim kemarau)
Sumber: BPBD Karanganyar.