Lifestyle
Senin, 4 September 2017 - 00:00 WIB

TIPS KELUARGA : Waspadai Perubahan Perilaku Anak

Redaksi Solopos.com  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi: Bila anak mengalami perubahan perilaku, orang tua harus peka. (dailynation.com)

Tips keluarga kali ini membahas cara mendeteksi depresi pada anak.

Solopos.com, SOLO — Bukan hanya orang dewasa, anak pun bisa mengalami depresi. Sebelum depresi berlarut, orang tua harus peka. Dosen Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Tri Rejeki Andayani, mengatakan, pemicu depresi berbeda pada masing-masing anak.

Advertisement

Pada anak yang baru masuk sekolah, depresi biasa terjadi pada masa penyesuaian dengan teman baru. Misalnya anak tidak menemukan teman yang positif yang mendukung. Apalagi jika teman-teman tersebut suka mem-bully dengan mengejek, sangat berpotensi menyebabkan depresi.

Penyebab lain adalah karena adanya tugas-tugas sekolah yang dirasa berat. Tugas sekolah tentu sudah disesuaikan dengan usianya, namun kemampuan anak berbeda-beda sehingga anak yang tidak bisa menyelesaikan akan merasa tertekan.

“Guru yang tidak ramah atau terlalu keras juga bisa menyebabkan anak mengalami depresi,” imbuh Tri kepada Solopos.com, belum lama ini.

Advertisement

Dia menambahkan, jika depresi ini dibiarkan dapat memengaruhi motivasi belajar dan menurunkan prestasi. Di luar akademik, anak menjadi malas bersosialisasi karena lingkungan tidak aman dan nyaman baginya.

Untuk mendeteksi depresi pada anak, orang tua dapat memperhatikan perubahan yang terjadi pada mereka. Misalnya anak yang tadinya periang tiba-tiba berubah menjadi pemurung. Tadinya ceria berubah sedih juga mungkin akibat depresi.

Ada juga anak yang tiba-tiba bereaksi ekstrem. “Bahkan sesuatu yang tadinya dia suka kemudian tiba-tiba tidak bisa menikmati, ini bisa jadi tanda bahwa anak itu depresi,” imbuhnya.

Advertisement

Jika anak sudah mengalami depresi, bagiamana sebaiknya orang tua menanganinya? Tri mengatakan sebaiknya anak diajak bicara. Posisikan orang tua sebagai teman, bukan sebagai orang tua yang mengajari.

Kupas dulu apa yang anak rasakan. Selanjutnya, mulai menggali penyebabnya. Orang tua dapat menggali informasi dari temannya atau saudaranya. “Jika sudah ketemu masalahnya, berilah motivasi dan katakan bahwa ada orang tua yang selalu mendampinginya,” jelasnya.

Jika orang tua merasa tak mampu mengatasi, bawalah anak ke psikolog anak. Di sisi lain, untuk mencegah depresi, biasakan anak berkomunikasi dengan orang tua secara terbuka. Biasakan mereka mengungkapkan semua yang positif maupun negatif yang dialaminya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif