Soloraya
Selasa, 22 Agustus 2017 - 01:00 WIB

PENDIDIKAN DI SOLO : SMAN 3 Solo Terapkan Kelas Inklusi untuk Siswa Gakin

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 3 Solo mendengarkan penjelasan guru saat mengikuti pelajaran matematika di sekolah, Kamis (10/8/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

SMA 3 Solo menerapkan kelas inklusi untuk siswa gakin.

Solopos.com, SOLO — Meski pada tahun ini SMAN 3 Solo menerima banyak siswa dari keluarga miskin (gakin), namun tidak ada pembedaan untuk mereka. Pengelola sekolah menerapkan sistem inklusi bagi siswa gakin.

Advertisement

Peraturan pemerintah terkait kuota minimal 20 persen bagi siswa) menjadi tantangan tersendiri bagi SMA Negeri (SMAN) 3 Solo. Kepala SMAN 3 Solo, Makmur Sugeng, tidak mempermasalahkan ketentuan pemerintah tentang kuota minimal 20 persen bagi siswa gakin.

“Bagaimanapun para peserta didik ini adalah anak-anak kami sendiri sehingga harus diperjuangkan dan diupayakan agar mereka berhasil,” kata Makmur ketika ditemui Solopos.com di SMAN 3 Solo, Kamis (10/8/2017).

Advertisement

“Bagaimanapun para peserta didik ini adalah anak-anak kami sendiri sehingga harus diperjuangkan dan diupayakan agar mereka berhasil,” kata Makmur ketika ditemui Solopos.com di SMAN 3 Solo, Kamis (10/8/2017).

Makmur mengakui harus ada metode khusus dalam pembelajaran yang diikuti para siswa dengan kemampuan beragam. Perlakuan khusus itu terutama untuk para siswa dengan kemampuan standar atau bahkan di bawah standar.

“Tentu saja harus ada upaya atau perlakuan untuk itu. Misalnya siswa dengan poin 26, sementara target kami 35. Untuk mendorong siswa dengan poin 26 itu tentu harus ada langkah khusus, setidaknya [mereka bisa] di angka 30 atau 32. Karena jika tidak [ada upaya], poin 26 ini tetap 26 atau bahkan turun. Mestinya kami juga melihat dan mengukur kemampuan serta sumber daya yang ada,” kata dia.

Advertisement

“Tidak ada kelas ekslusif, semua kelas sama, perlakuan semua kelas sama,” beber Mujapar saat dihubungi Solopos.com, Minggu (20/8/2017).

Bagi siswa yang prestasinya rendah, akan dipersiapkan program khusus sehingga siswa tidak perlu belajar di luar sekolah dengan biaya tinggi. Apabila ada anak yang tidak memanfaatkan program tersebut, dia memastikan alasan yang diberikan adalah alasan yang mendukung kemajuan pendidikan si anak.

Di samping itu, harus ada kunjungan bagi siswa kurang mampu dari sekolah. “Kunjungan itu bukan untuk meneliti siswa tersebut benar-benar miskin atau tidak, tetapi lebih dalam rangka menjalin silaturahmi dan pemahaman mendalam terhadap kondisi siswa. Tujuannya kami bisa lebih memaksimalkan perlakuan,” kata dia.

Advertisement

Mujapar menambahkan semua langkah yang diambil sekolah harus memiliki tujuan. Tujuan paling utama adalah bagaimana menjadikan kesuksesan peserta didik dalam karier pendidikan serta pembelajaran mereka.

Sementara itu, menurut Koordinator Dewan Pakar SMAN 3 Solo, Munawir Yusuf, meski tingkat kemampuan siswa di SMAN 3 Solo beragam diharapkan tidak terjadi diskriminasi terhadap siswa. Diskriminasi itu terutama terhadap siswa gakin dengan kemampuan akademik yang standar, apalagi di bawah rata-rata.

“Memang tetap harus ada bentuk-bentuk intervensi khusus agar mereka bisa mengikuti secara cepat proses KBM sesuai kebutuhan si anak sehingga bisa memenuhi standar sekolah,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif