Jogja
Minggu, 20 Agustus 2017 - 11:20 WIB

WISATA KULONPROGO : Mengagumi Arsitektur Jembatan Tua

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana upacara bendera peringatan HUT Ke-72 Kemerdekaan RI, di atas jembatan Bantar, oleh Paguyuban Onthel Djokjakarta, Kamis (17/8/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Kulonprogo dapat dinikmati dari mana saja, termasuk pemandangan dari jembatan tua.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Objek wisata edukasi bisa ditemukan di mana saja, termasuk juga di atas sebuah jembatan tua, misalnya di Jembatan Bantar. Dengan sesekali bertandang ke jembatan ini, wisatawan bisa menikmati pemandangan hijaunya tepian Sungai Progo, sekaligus belajar sejarah arsitektur jembatan di era kolonial.

Advertisement

Selain menikmati hijaunya pemandangan, jembatan ini memiliki arsitektur yang begitu unik. Dibangun pada zaman penjajahan Belanda, jembatan ini menggunakan baja sebagai bahan konstruksi. Dahulunya, jembatan ini digunakan sebagai jalan oleh banyak warga sekitar dan para pelintas, dari atau ke Daerah Istimewa Yogyakarta, menuju atau kembali ke banyak daerah di Jawa Tengah. Namun saat ini tugasnya telah tergantikan oleh jembatan Bantar baru, yang berada di sebelah selatannya.

Mengamati sisi demi sisi jembatan Bantar, nampak guratan tua seperti aspal yang mulai retak dan lumut yang menempel dan sedikit mengubah warna baja. Belum lagi ketika kendaraan melintas di jalanan, jembatan ini turut bergetar, bahkan ketika ada orang yang berlari di atasnya, getaran juga begitu terasa. Jembatan yang masih nampak epic dengan warna keperakannya, terdiri atas bentangan baja yang bertumpu pada tiang beton bertulang, ditanam di ruas sungai. Jembatan ini memiliki banyak kabel penggantung berukuran kecil, yang dipilin menjadi satu kabel besar. Kegagahannya nampak semakin megah, ketika cahaya matahari pagi atau sore, menerpa di bagian-bagian tubuhnya. Inilah yang menjadi alasan, banyak anak muda menjadikan jembatan Bantar sebagai lokasi berfoto, baik swafoto, foto kelompok, bahkan belajar memburu sudut terbaik memotret.

Berada tepat di tepian Jalan Wates, Km 13, Desa Banguncipto, Kecamatan Sentolo, jembatan ini memiliki panjang kira-kira 220 meter dengan lebar sekitar lima meter. Ia menjadi saksi perlawanan rakyat mempertahankan kemerdekaan.

Advertisement

Salah seorang warga Tangerang yang sedang melihat-lihat jembatan, Shakti mengatakan jembatan Bantar memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh jembatan di tempat lain. Apalagi dengan usia yang tua, jembatan ini masih terhitung cukup kuat, setidaknya dilewati manusia atau kendaraan roda dua. Hanya saja, terdapat banyak coretan vandal di banyak sisi jembatan. Coretan itu mengotori penampilan jembatan dan menunjukkan minimnya kesadaran generasi muda, untuk menjaga kebersihan dan menjaga benda yang memiliki nilai sejarah tinggi.

“Nasib jembatan ini serupa dengan jembatan Bogowonto, padahal di sini selain berfoto kita bisa menikmati wujud bangunan bersejarah dengan nyaman. Kenapa menjaga tangan untuk tidak jahil itu, begitu susah?” sesalnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif