Soloraya
Sabtu, 19 Agustus 2017 - 09:15 WIB

PMI Solo akan Bangun Griya Ceria untuk Tampung Anak Telantar

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

PMI Solo berencana membangun Griya Cerita.

Solopos.com, SOLO — Palang Merah Indonesia (PMI) Solo bakal membangun Griya Ceria sebagai tempat penampungan bayi dan anak-anak telantar pada 2017 ini.

Advertisement

Griya Ceria akan dibangun sekompleks dengan Griya Peduli yang melayani penderita gangguan jiwa telantar dan Griya Bahagia yang melayani warga lanjut usia (lansia) telantar di Jl. Subing Raya RT 008/RW 009 Kelurahan Mojosongo, Jebres.

Kepala Markas PMI Solo, Tri Wuryanto, mengatakan masih tersedia lahan kosong seluas kurang lebih 1.500 meter persegi di kompleks Griya Peduli dan Griya Bahagia yang bisa digunakan untuk membangun Griya Ceria.

Advertisement

Kepala Markas PMI Solo, Tri Wuryanto, mengatakan masih tersedia lahan kosong seluas kurang lebih 1.500 meter persegi di kompleks Griya Peduli dan Griya Bahagia yang bisa digunakan untuk membangun Griya Ceria.

“Kami siapkan Griya Ceria untuk merawat bayi-bayi yang lahir tapi tidak dikehendaki oleh orangtua mereka. Kami juga akan merawat anak-anak yang sekarang hidup telantar,” kata Tri Wuryanto saat diwawancarai setelah mengikuti upacara Peringatan HUT ke-72 Republik Indonesia (RI) yang diikuti warga sakit jiwa di Griya Peduli, Kamis (17/8/2017).

Tri Wuryanto mengatakan Griya Ceria rencananya juga digunakan untuk menampung anak-anak berkebutuhan khusus yang juga telantar karena tidak dirawat orang tua mereka. PMI Solo akan berupaya mencukupi kebutuhan papan, sandang, pangan, hingga pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di Griya Ceria.

Advertisement

Tri Wuryanto mengatakan Griya Cerita rencananya dibangun dengan daya tampung hingga 60 anak. Pembangunan gedung Griya Cerita bakal memanfaatkan dana dari donatur. Dia menegaskan penyediaan layanan Griya Ceria hanya sebagai langkah antisipasi yang dilakukan PMI Solo untuk menampung bayi dan anak terlantar yang membutuhkan perawatan.

Tri Wuryanto bahkan berharap layanan Griya Ceria tidak digunakan sama sekali setelah dibangun. Kondisi itu menjadi indikator bahwa tidak ada lagi temuan bayi-bayi dan anak-anak yang ditelantarkan para orang tua mereka.

“Harapan kami Griya Ceria tidak dipakai. Kami kan istilahnya hanya mewadai mereka yang perlu dibantu. Begitu juga dengan penyediaan layanan Griya Peduli dan Griya Bahagia. Kami dari awal berharap layanan itu juga tidak dipakai. Artinya, masyarakat dengan gangguan kejiwaan dan para lansia diharapkan sudah mendapat perawatan di keluarga,” jelas Tri Wuryanto.

Advertisement

Diwawancarai terpisah, Kepala Satpol PP Solo, Sutarjo, mengatakan petugas Satpol PP kini jarang menemukan anak-anak yang menggelandang maupun mengemis sendiri di Solo. Dia menyebut, kebanyakan anak-anak ditemukan di jalanan karena mengemis bersama orang tua mereka.

Sutarjo menuturkan selama ini pengemis dewasa yang telah tertangkap Satpol PP bisa membuktikan anak yang mereka bawa adalah anak kandung sendiri. Satpol PP meminta mereka tidak lagi mengemis apalagi sampai membawa anak mereka ke jalanan.

“Pada dasarnya kami tidak mau ada lagi pengemis di Solo, apalagi mereka sampai membawa anak-anak saat beroperasi. Kami akan terus akan pantau aktivitas pengemis sampai ke wilayah. Yang kami temukan sekarang, kebanyakan dari mereka datang dari luar Solo. Jika tertangkap, para PGOT itu akan kami kembalikan ke keluarga mereka di kampung,” jelas Sutarjo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif