Jogja
Kamis, 17 Agustus 2017 - 14:22 WIB

Pameran Seni Rupa dengan Medium Sakelar Listrik di Jogja Gallery

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung menyaksikan karya seni yang dipamerkan dalam Pameran Seni Kriya Undagi di Jogja Gallery, Senin (22/8/2016) malam. (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Pameran Jogja,  International Artswitch Exhibition digelar di Jogja Gallery

Harianjogja.com, JOGJA — Jogja Gallery akan menjadi tuan rumah pameran seni rupa International Artswitch Exhibition yang berlangsung pada 18-27 Agustus 2017. Namun, pameran ini bukanlah pameran yang menampilkan lukisan pada kanvas seperti pada umumnya, melainkan lukisan di sakelar listrik berukuran 5 X 7 centimeter.

Advertisement

International Artswitch Exhibition akan menampilkan 208 karya seni rupa yang dihasilkan perupa dari berbagai negara. Pameran tersebut melibatkan 105 perupa Indonesia dan 103 lainnya berasal dari berbagai negara seperti Belanda, Vietnam, Singapura, Taiwan, Thailand, Jerman, India dan lain-lain.

Penggagas International Artswitch Exhibition sekaligus koordinator seniman Hadi Soesanto menuturkan, membuat karya di sakral listrik bukanlah perkara sepele karena dirinya dan perupa lain terbiasa berkarya di kanvas yang notabene berukuran cukup besar sementara sakral berukuran relatif kecil. Ia menyebut tantangan terbesar para seniman adalah menghasilkan lukisan yang tetap menonjolkan detail walau menggunakan media yang kecil.

Advertisement

Penggagas International Artswitch Exhibition sekaligus koordinator seniman Hadi Soesanto menuturkan, membuat karya di sakral listrik bukanlah perkara sepele karena dirinya dan perupa lain terbiasa berkarya di kanvas yang notabene berukuran cukup besar sementara sakral berukuran relatif kecil. Ia menyebut tantangan terbesar para seniman adalah menghasilkan lukisan yang tetap menonjolkan detail walau menggunakan media yang kecil.

“Banyak kejuatan yang terjadi. Dari yang gede [ukuran lukisan] apik, terus cilik dadi elek. Tapi ada beberapa karya yang menunjukkan energi lukisan di kanvas besar tetap bisa dibuat dimedia kecil. Joko pekik, misalnya, saat orang liat karya Joko Pekik, orang sudah tahu itu karyanya dia,” jelas Hadi Soesanto pada jumpa pers di Jogja Gallery, Selasa (15/8/2017).

Namun, ia mengaku kecewa karena beberapa perupa tidak menuangkan gaya dan idealismenya saat menggarap karya di sakral listrik. Padahal ia berharap dengan hanya sekali melihat, para pengunjung akan langsung tahu sedang berhadapan dengan karya siapa.

Advertisement

“Sebagai perupa, imajinasi saya langsung melompat untuk mengubah sakelar, yang selama ini hanya dikenal sebagai benda fungsional menjadi benda bernilai seni tinggi. Sakelar [saya rasa] bisa menjadi media seni rupa dan bisa jadi kanvas untuk melukis, “ ucap Hadi Soesanto saat jumpa pers di Jogja Gallery, Selasa (15/8/2017).

Setelah mendapatkan gagasan tersebut, ia kemudian langsung mencoba membuat lukisan di sakelar listrik yang berukuran 5 X 5 centimeter menggunakan cat akrilik. Tak disangka, imbuhnya, karyanya direspon positif oleh PT. Australindo Graha Nusa, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perangkat listrik.

“Atas respon positif itulah keberanian saya tergugah. Kemudian saya mengajak teman-teman perupa, baik dari dalam maupun luar negeri untuk menggelar pameran International Artswitch Exhibition. Saya bersyukur semua karya bisa diselesaikan tepat waktu, walau ada yang harus saya tungguin supaya cepat selesai,” tambahnya.

Advertisement

Marketing Manager PT. Australindo Graha Nusa Christiant menyatakan pihaknya sengaja mendanai pameran tersebut karena ia merasa Indonesia punya banyak seniman, tapi tidak banyak yang mau mensponsori. Menurutnya, karya semua perupa pada International Artswitch Exhibition tidak akan dijual, melainkan akan disimpan.

“Rencananya akan dibuat museum. Dan jika nantinya ada orang yang ingin memasang sakelar yang dibubuhi karya seni dirumahnya, juga akan kami sediakan dengan teknik digital printing. Tapi, mungkin harganya jadi dua kali lipat,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jogja Gallery Indro Suseno menyebut pameran International Artswitch Exhibition merupakan bentuk dari keistimewaan Jogja karena telah menarik perhatian Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan menganugrahkan pameran tersebut rekor Pameran Lukisan Pertama dengan Media Sakelar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif