Entertainment
Rabu, 16 Agustus 2017 - 11:15 WIB

Festival Film Merdeka Putar 10 Film Bertema Keberagaman di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Festival Film Merdeka digelar untuk memperingati HUT RI.

Solopos.com, SOLO — Isu tentang toleransi dan keberagaman menjadi tema besar Festival Film Merdeka (FFM) yang digelar perdana tahun ini. Ada sepuluh film pendek dan dokumenter diputar selama tiga hari mulai Kamis (17/8/2017) di tujuh titik pemutaran di Solo.

Advertisement

Film berdurasi tujuh hingga 13 menit tersebut dibuat paling lama enam tahun terakhir oleh para filmmaker muda.

Saat jumpa pers di Kooly Seni Solo, Selasa (15/8/2017), Direktur FFM Fanny Chotimah menyebutkan sebelumnya tim kurator mengusulkan 25 film. Mereka kemudian memilih sepuluh terbaik sesuai tema yang diangkat tahun ini.

Dia menambahkan Kota Solo diwakili Yang Kung karya Dimas Dwi Wardhana pada 2016. Film berdurasi 30 menit tersebut menceritakan tentang seorang kakek menghadapi ketakutan akan kematian yang semakin dekat.

Advertisement

Sementara karya terbanyak diwakili Yogyakarta, dilanjutkan satu film dari Boyolali, Jakarta, Tangerang, dan Kaimana. Fanny mengatakan segmentasi pemutaran layar tancap ini merupakan masyarakat lokal setempat. Untuk itu tema toleransi yang diangkat tak melulu soal SARA dan isu berat lainnya.

“Jadi enggak semuanya yang berat-berat harus soal SARA. Misal soal menghargai pendapat orang lain, atau pilihan hidup orang lain. Yang pasti film ini bisa ditonton semua usia,” kata dia.

Acara ini rencananya digelar rutin untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) setiap 17 Agustus. Serangkaian acara Festival Film Merdeka yang  diselenggarakan Komunitas Kembang Gula. Komunitas ini dibentuk dua bulan lalu oleh para pelaku perfilman Solo yang rindu festival di kota sendiri.

Advertisement

Melalui layar tancap mereka sekaligus ingin melebarkan pasar pemutaran film alternatif di Solo yang biasanya dianggap terlalu eksklusif hanya untuk kaum muda dan lingkungan akademisi seperti sekolah ataupun perguruan tinggi.

Gelaran layar tancap ini diselenggarakan di lima kelurahan berbeda-beda dengan tujuh titik tonton. Lokasi pemutaran sengaja dipilih ruang terbuka yang dekat dengan warga lokal seperti jalanan kampung, depan kelurahan, dan taman kota.

Selama dua hari pada Kamis dan Jumat (18/8/2017) ada enam film yang diputar di tiga tempat berbeda. Pada hari terakhir, Sabtu (19/8/2017), kegiatan dipusatkan di Plaza Sriwedari Solo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif