News
Selasa, 15 Agustus 2017 - 10:10 WIB

KURS RUPIAH : Nilai Tukar Dibuka Menguat Tipis di Rp13.348/US$

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Nilai tukar rupiah, Selasa (15/8/2017) dibuka menguat tipis satu poin.

Solopos.com, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (15/8/2017) pukul 08.00 WIB, menguat 1 poin atau 0,01% di Rp13.348 per dolar AS. Satu jam setelahnya, nilai tukar rupiah menguat 4 poin atau 0,03% ke Rp13.345 per dolar AS.

Advertisement

Pergerakan nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Senin (14/8/2017). Kemarin rupiah ditutup menguat 0,09% atau 12 poin di Rp13.349 per dolar AS, setelah dibuka dengan penguatan di level yang sama, Rp13.349 per dolar.

Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak di kisaran Rp13.339 – Rp13.355 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Jumat (11/8/217), rupiah ditutup melemah 0,21% atau 28 poin di posisi 13.361 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau naik 0,25% atau 0,233 poin ke 93,302 pada pukul 16.41 WIB.

Advertisement

Pergerakan indeks dolar AS masih fluktuatif di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara yang dilihat sebagai kunci bagi prospek mata uang tersebut dalam jangka pendek.

Selain kekhawatiran atas risiko geopolitik, dolar tetap berada di bawah tekanan yang dialami pada hari Jumat setelah data inflasi untuk Juli yang lebih rendah dari perkiraan memperkecil ekspektasi kenaikan suku bunga lanjutan oleh The Federal Reserve tahun ini.

Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS naik hanya 0,1% pada bulan lalu, setelah tidak mengalami perubahan pada bulan Juni. Sementara itu, para ekonom dalam survei Reuters memperkirakan kenaikan CPI sebesar 0,2% pada Juli.

Advertisement

Meningkatnya ketegangan antara AS dan Korea Utara, yang memicu penurunan aset berisiko pekan lalu, terlihat cenderung menjadi titik fokus pasar dalam waktu dekat.

“Ketidakpastian ini tidak akan segera hilang,” kata Masafumi Yamamoto, chief currency strategist Mizuho Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif