News
Senin, 14 Agustus 2017 - 18:00 WIB

Duit Umrah First Travel Masuk ke Investasi Bodong Pandawa Group

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menunggu mengurus refund terkait permasalahan umrah promo di Kantor First Travel, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Sigid Kurniawan)

Uang calon jemaah umrah First Travel disebut-sebut diinvestasikan ke Pandawa Group, penyelenggara investasi yang diketahui bodong.

Solopos.com, JAKARTA — Para calon jamaah PT First Anugerah Karya atau First Travel masih menaruh harapan bisa berangkat ke rumah Allah. Jika pun tidak maka harapan lainnya uang dikembalikan, meskipun diketahui saat ini pemilik First Travel sudah ditangkap oleh pihak berwajib.

Advertisement

Usut punya usut ternyata ada fakta baru dari kasus First Travel. Biro perjalanan (travel) umrah ini terlibat investasi dengan Pandawa Group yang sebelumnya juga bermasalah.

Dari kabar salah satu agen First Travel yang enggan disebutkan namanya, First Travel sulit memberangkatkan dan memulangkan uang para jamaah yang saat ini meminta refund lantaran adanya masalah pada investasi perusahaan di Koperasi Pandawa. “FT [First Travel] masuk di grup Pandawa itu, inside invesment Pandawa,” ujarnya dalam keterangannya yang dikutip Solopos.com dari Okezone, Jumat (11/8/2017).

Advertisement

Dari kabar salah satu agen First Travel yang enggan disebutkan namanya, First Travel sulit memberangkatkan dan memulangkan uang para jamaah yang saat ini meminta refund lantaran adanya masalah pada investasi perusahaan di Koperasi Pandawa. “FT [First Travel] masuk di grup Pandawa itu, inside invesment Pandawa,” ujarnya dalam keterangannya yang dikutip Solopos.com dari Okezone, Jumat (11/8/2017).

Sebenarnya, sambung dia, bukan hanya investasi di Pandawa, tapi masih banyak lagi investasi First Travel. Namun, dia tidak mengetahui lagi selain Pandawa. “Ya ini terkesan ditutup-tutupin seolah Pandawa Group ini enggak ada,” ujarnya.

Dari informasi lainnya, dikabarkan para jamaah akan melakukan pertemuan serentak untu mengetahui lebih lanjut bagaimana investasi First Travel di Pandawa. Rencananya, pada Minggu (13/8/2017) kemarin, ada pertemuan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.

Advertisement

Saat ini, telah terjadi gelombang laporan para korban ke polisi yang belum juga diberangkatkan First Travel ke Tanah Suci. Salah satunya, saat puluhan korban mendatangi kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), pada Kamis (10/8/2017).

“Jadi 250 jamaah First Travel, korban yang ingin melaporkan First Travel, terlapornya yaitu Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan,” kata Pramana Syamsul Ikbar, seorang pegawai Kantor Kejaksaan yang turut menjadi korban, dikutip Bisnis/JIBI.

Menurut Pramana, jumlah total kerugian yang dialami oleh 250 orang tersebut mencapai Rp3,8 miliar. Mereka sudah dijanjikan berulang-ulang untuk melaksanakan ibadah umrah, tapi tak pernah terealisasi sejak 2015. Bahkan, janji untuk mengembalikan uang yang telah dibayarkan juga tak kunjung ditepati.

Advertisement

Jika benar dana para calon jemaah umrah tersebut diinvestasikan melalui Pandawa Group, maka masalah bisa bertambah pelik. Investasi yang ditawarkan Pandawa Group diketahui bodong dan telah diproses di kepolisian. Baca juga: Dulu Tukang Bubur, Ini Cara Salman Nuryanto & Pandawa Group Menjaring Rp3 Triliun.

Seperti diketahui, pihak kepolisian telah menangkap empat orang terkait kasus investasi bodong ini pada Senin (20/2/2017) lalu. Selain sang bos Pandawa Group Nuryanto, Taryo, dan Badri, ada pula Madamine yang merupakan leader sekaligus tangan kanan Nuryanto.

Polda Metro Jaya menyebutkan kerugian yang diderita para korban investasi pada Koperasi Simpan Pinjam Pandawa Group mencapai Rp1,52 triliun. “Ada 5.459 orang yang mengadukan dengan kerugian yang dialami sekitar Rp1,5 triliun,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Argo Yuwono di Jakarta Kamis (8/3/2017).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif