Jogja
Minggu, 13 Agustus 2017 - 02:20 WIB

PENELITIAN MAHASISWA : Keren, Tim UGM Kembangkan Aplikasi Pendeteksi Vaksin Palsu

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah mahasiswa mendemonstrasikan kinerja aplikasi pendeteksi vaksin palsu yang dinamai Aplisin saat dipaparkan kepada awak media di Kampus Universitas Gajah Mada Yogyakarta (UGM), Jumat (11/08/2017). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Penelitian mahasiswa mengenai alat pendeteksi

Harianjogja.com, SLEMAN — Beredarnya vaksin palsu di masyarakat Indonesia pada pertengahan 2016 lalu, menjadi perhatian khusus oleh lima Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja untuk mengembangkan sebuah Aplikasi Pendeteksi Vaksin, aplikasi ini diberi nama Aplicin, Jumat (11/8/2017).

Advertisement

Aplicin ini dikembangkan selama enam bulan oleh mahasiswa UGM Jogja yaitu, Novrizal Dwi Rozzaq Mahasiswa Teknik Elektro, Anggito Kautsar Mahasiswa Teknik Elektro, Musthafa Abdur Rosyied Mahasiswa Teknik Elektro, Aditya Laksana Suwandi dan Almantera Tiantana Mahasiswa Teknologi Informasi.

Disisi lain, Keberadaan vaksin palsu tidak mudah dikenal masyarakat.

“Sangat sulit vaksin palsu dapat diketahui oleh masyarakat, yang ada masyarakat hanya menerima vaksinasi tanpa ada upaya untuk melakukan pengecekan,” kata Novrizal di Ruang Fortakgama UGM Jogja.

Advertisement

Aplikasi yang dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UGM 2017 digunakan untuk mengecek keaslian sebuah vaksin, secara mudah dan praktis.

“Dengan memanfaatkan teknologi loT masyarakat dapat melakukan pengecekan secara mandiri sebelum melakukan vaksinasi,” terangnya.

Novrizal mengatakan untuk cara kerja aplikasi Aplicin ini, dengan melakukan pemindaian QR Code yang ada dalam kemasan vaksin dengan aplikasi Aplicin, lalu hasil pemindaian itu akan diverifikasi oleh aplikasi ini dan sistim akan memberikan keterangan bahwa QR Code terdaftar dalam database.

Advertisement

“Jika QR Code tidak terdaftar di database dapat disimpulkan vaksin tersebut merupakan vaksin palsu dan pasien bisa melapor langsung ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui aplikasi ini dengan menunjukkan lokasi ditemukannya vaksin palsu itu,” ungkapnya.

Konfirmasi yang muncul melalui pemindaian  QR Code vaksin dengan Aplicin meliputi, Varived yang mendakan vaksin itu asli, QR Code tidak ditemukan tanda bahwa vaksin tersebut palsu dan tanda vaksin telah digunakan, tuturnya.

“Harapannya, dengan hadirnya aplikasi Aplicin ini dapat berkolaborasi kita (UGM Jogja) dengan BPOM RI serta Pelaku Industri yang membuat vaksin itu dan para Dokter sekaligus Perawat dan mendapat dukungan dari semua pihak,” Secara fungsi, tambah dia, aplikasi ini sudah berjalan dengan cukup baik, nantinya akan dikembangkan lagi, misal, deteksi scannya yang lebih cepat,” jabarnya kepada awak media.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif