Soloraya
Sabtu, 12 Agustus 2017 - 08:10 WIB

PENDIDIKAN KLATEN : Pengumpulan Infak Pembangunan Masjid SMPN 4 Klaten Bukan Pungli

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masjid di SMPN 4 Klaten dibangun menggunakan dana infak dari siswa. Foto diambil Kamis (10/8/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pendidikan Klaten, pengumpulan infak untuk membangun masjid di SMPN 4 Klaten dipastikan bukan pungli.

Solopos.com, KLATEN — Pengumpulan infak dari siswa SMPN 4 Klaten untuk pembangunan masjid sekolah dinilai bukan pungutan liar (pungli). Hal itu lantaran pengumpulan uang dilakukan secara sukarela.

Advertisement

Berdasarkan rilis yang diterima Solopos.com, tim Inspektorat sudah mengklarifikasi pengelola SMPN 4 Klaten terkait laporan infak yang dinilai menyalahi aturan. Dari hasil klarifikasi itu, tim Inspektorat juga menilai pengumpulan dana dari siswa SMPN 4 Klaten merupakan infak dan bukan termasuk pungli. (Baca juga: Himpun Infak dari Siswa, SMPN 4 Klaten Diadukan ke Polisi)

Indikasi pengumpulan itu bukan termasuk pungli karena bersifat sukarela dan untuk membangun masjid atau tempat ibadah. Inspektorat tidak merekomendasikan penghentian pembangunan masjid.

Sementara itu, panitia pembangunan diminta amanah, transparan, dan terbuka kepada masyarakat atas penggunaan dana. “Rilis ini dari Inspektorat berdasarkan keterangan dari hasil klarifikasi lapangan tim Inspektorat,” kata Kasubag Pembinaan Informasi dan Publikasi Bagian Humas Setda Klaten, Joko Priyono, saat dimintai konfirmasi Solopos.com, Jumat (11/8/2017) malam.

Advertisement

Sementara itu, Inspektur Inspektorat, Syahruna, belum bisa dimintai konfirmasi. Saat dihubungi Solopos.com, nomor ponselnya tak aktif. Kepala SMPN 4 Klaten, Marjadi, membenarkan sudah memberi klarifikasi kepada tim Inspektorat terkait laporan pengumpulan infak di SMPN 4 Klaten.

Ia menuturkan sekolah berencana kembali menggulirkan infak untuk meneruskan pembangunan masjid. “Insya Allah besok [Sabtu, 12/8/2017] lanjut. Rencana kami membuat edaran ke wali siswa yang diketahui komite sekolah terkait infak,” urai dia.

Sebelumnya, pengumpulan infak di SMPN 4 Klaten dilaporkan Cahyo Noviyanto dari Indonesian Corruption & Construction Watch (ICCW) ke Dinas Pendidikan sekitar tiga bulan lalu. Novi menuturkan laporan disampaikan setelah mendapat keluhan dari beberapa wali siswa terkait siswa harus iuran saban hari.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif