Bandara Kulonprogo, pembangunan dikebut
Harianjogja.com, KULONPROGO — Sejumlah alat berat sudah disiagakan di lokasi pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), khususnya wilayah Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Kamis (10/8/2017). PT Angkasa Pura I segera menggencarkan pengerjaan fisik berupa land clearing dalam waktu dekat.
Baca Juga : BANDARA KULONPROGO : Alat Berat Segera Masuk Kawasan Pembangunan
Kapolsek Temon, Kompol Setyo Heri Purnomo mengatakan, alat berat sudah berdatangan sejak Rabu (9/8/2017) kemarin.
“Rencananya alat berat yang datang ke lokasi ini ada 15 unit. Sampai siang ini sudah ada delapan,” ucap dia, Kamis siang.
Berdasarkan informasi yang Polsek Temon terima, Setyo mengungkapkan akan ada acara doa bersama untuk kelancaran pembangunan bandara baru pada Jumat (11/8/2017) besok. Pekerjaan fisik berupa land clearing selanjutnya bakal digalakkan PT Angkasa Pura I terhadap lahan yang menjadi calon lokasi pembangunan landasan pacu atau runway.
Setyo mengatakan, pengamanan alat berat di kawasan pembangunan NYIA ditangani langsung oleh pelaksana proyek dengan melibatkan masyarakat sekitar.
“Meski begitu, kami tetap melakukan pengamanan karena ini bagian wilayah hukum Polsek Temon. Kami tetap melakukan patroli dan pemantauan rutin,” ujar Setyo.
Kepala Desa Glagah Temon, Agus Parmono membenarkan adanya rencana doa bersama untuk menandai dimulainya pengerjaan fisik megaproyek bandara.
“Besok diadakan di Palihan. Doa bersama yayasan yatim piatu,” kata Agus.
Sementara itu, Project Manager Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono menjelaskan, proses land clearing akan mengutamakan lahan yang disiapkan untuk landasan pacu terlebih dahulu. Kegiatan itu bahkan bisa saja dimulai usai doa bersama yang digelar pada Jumat siang.
“Kita ngebut ini. Masa mau ditunda-tunda terus,” tutur Sujiastono.
Sujiastono kembali berharap agar warga terdampak segera keluar dari kawasan pembangunan NYIA. Dia khawatir warga akan terganggu kenyamanannya saat pengerjaan fisik digencarkan. Meski begitu, soal warga yang belum bisa pindah karena masih menyiapkan hunian relokasi, penanganannya dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan.