Teknologi
Kamis, 10 Agustus 2017 - 22:30 WIB

Pilkada Jakarta Usai, Jumlah Aduan Konten SARA & Kebencian Turun Drastis

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi berita hoax (Holy Kaw!)

Jumlah aduan konten negatif di Indonesia turun drastis termasuk yang berbau SARA dan kebencian.

Solopos.com, JAKARTA — Tren kehadiran konten negatif di berbagai platform media sosial dan aplikasi pesan istan hingga pertengahan 2017 turun signifikan seiring pola penanganan yang lebih responsif oleh penyedia layanan.

Advertisement

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), laporan pengaduan konten negatif di berbagai platform via internet, seperti media sosial, dan aplikasi pesan singkat hingga 21 Juli 2017 menyusut hingga beberapa kali lipat.

Kendati demikian, belum ada penelitian bahwa jumlah pengaduan publik atas konten negatif itu benar-benar terkait jumlah konten negatif di internet. “Di sisi lain, tingkat responsitivitas penyedia layanan media sosial rata-rata melampaui 55% sejak tahun 2016,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kamis (10/8/2017).

Jumlah aduan kategori konten suku, agama, dan ras (SARA) dan ujaran kebencian berada di urutan tertinggi, dibandingkan kategori pornografi, hoax, perjudian, radikalisme, dan terorisme.

Advertisement

Jumlah konten berbau SARA dan ujaran kebencian berada di puncak tertinggi pada Januari 2017 mencapai 5.142 konten, bersamaan dengan Pilkada DKI Jakarta lalu. Namun perlahan menurun berturut-turut menjadi 1.650, 561, dan 467 konten pada tiga bulan setelahnya.

Aduan terkait konten berbau SARA dan ujaran kebencian kembali meningkat pada Mei dan Juni masing-masing 1.318 dan 1.051 konten, hingga akhirnya merosot kembali menjadi 403 konten pada Juli 2017.

Peringkat kedua aduan tertinggi adalah konten berisikan hoax dan berita palsu. Mencapai puncaknya pada momentum Pilkada DKI Jakarta Januari 2017 sebanyak 5.070, namun akhirnya terus menurun menjadi hanya 127 konten pada Juli 2017.

Advertisement

Sementara itu, jumlah konten sarat pornografi mengalami fluktuasi dengan tren menurun dari ribuan pengaduan menjadi hanya ratusan pada Juli. Jumlah aduan konten radikalisme dan terorisme juga mengalami fluktuasi dengan angka yang jauh lebih rendah, yakni sebanyak 267 pada Januari 2017, lalu menyusut menjadi hanya 11 konten pada April. Selanjutnya, laporan naik 490 pada Juni dan akhirnya kembali susut menjadi 166 pada Juli 2017.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif