Soloraya
Senin, 31 Juli 2017 - 18:15 WIB

PENIPUAN BOYOLALI : Sejak Ikut MLM Qnet, Gadis Lamongan Tak Diketahui Keberadaannya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Alif Mahmudi (tengah) seusai melaporkan kehilangan saudaranya di Mapolres Boyolali, Minggu (30/7/2017) malam. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Penipuan Boyolali, seorang gadis asal Lamongan tak diketahui keberadaannya oleh keluarganya setelah ikut MLM Qnet.

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang pria asal Lamongan, Jawa Timur, Alif Mahmudi, mendatangi Mapolres Boyolali, Minggu (30/7/2017).

Advertisement

Ia melaporkan kehilangan saudara perempuannya, Nur Faizah, 18, yang diduga menjadi korban bisnis multilevel marketing (MLM) Qnet di Boyolali. Alif mengaku sudah kehilangan kontak dengan Nur Faizah sejak Jumat (28/7/2017) sore. (Baca juga: Bikin Resah, Penampungan Remaja Korban MLM di Boyolali Ditutup)

Nur Faizah adalah lulusan SMK asal Desa Gunungrejo, Kedungpring, Lamongan, Jatim, Terakhir mengontak, Minggu, Nur Faizah berada di Boyolali.

Advertisement

Nur Faizah adalah lulusan SMK asal Desa Gunungrejo, Kedungpring, Lamongan, Jatim, Terakhir mengontak, Minggu, Nur Faizah berada di Boyolali.

Nur Faizah. (istimewa)

Saat itu, Nur Faizah, meminta uang kepada orang tuanya senilai Rp8 juta dengan cara transfer ke salah satu nomor rekening. Permintaan itu kali kedua setelah sebelumnya, Nur menelepon orang tuanya dan meminta uang dengan nilai sama.

Advertisement

Alif sempat melacak keberadaan Nur Faizah di rumah kontrakan yang pernah dipakai rombongan anak-anak korban MLM Qnet. Lokasinya di Desa Gumulan, Mojosongo, Boyolali.

Namun, rumah kontrakan tersebut telah kosong. Menurut ketua RT 001/ RW 007, Joko, rumah kontrakan itu pernah digerebek aparat keamanan sekitar sebulan lalu.

Hal itu merupakan buntut laporan warga yang melihat ada salah satu penghuninya yang disekap rekan-rekannya di dalam rumah kontrakan. “Lalu, anak-anak remaja di dalam kontrakan itu dibubarkan didampingi polisi. Setelah itu, rumah kontrakan kosong,” ujar Joko.

Advertisement

Joko menyebutkan ada belasan remaja yang tinggal di rumah kontrakan itu. Mereka dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

“Ada juga dari Lamongan. Mereka tinggal di sana, saya juga enggak tahu kerjaannya. Setahu saya, ya keluar masuk hotel, pakai seragam dan dasi katanya habis ikut presentasi. Tapi, kerjaannya apa saya enggak tahu,” jelasnya.

Lantaran kehilangan kontak, Alif mendatangi Mapolres Boyolali. Dia diterima petugas jaga sentra pelayanan kepolisian (SPK) dan dimintai keterangan terkait identitas keluarga dan kontak terakhir dengan Nur.

Advertisement

Petugas SPK Mapolres Boyolali, Aiptu Supardi, mengatakan korban Qnet yang mendatangi Mapolres sudah tak terhitung banyaknya. Bahkan, ada yang sempat bermalam di Mapolres lantaran dikejar-kejar rekannya satu kontrakan.

“Ada yang sampai kehilangan motor Yamaha Vixion, ada yang kabur dari asrama penampungan, ada pula orang tuanya mencari-cari,” ujarnya.

Staf ahli Qnet, Hadiono, saat dimintai konfirmasi justru berbalik menuding akhir-akhir ini ada pihak lain yang sengaja menyudutkan Qnet. Menurutnya, Qnet diserang dengan isu-isu miring karena ada persaingan.

“Saya secara pribadi belum tahu betul masalah anak yang hilang itu. Tapi, akhir-akhir ini ada pihak-pihak yang sengaja menyudutkan Qnet,” ujarnya.

Terkait anak yang hilang kontak itu, Hadiono mengupayakan akan membantu mencarinya. “Memang betul ada dua anggota baru dari Lamongan, salah satunya wanita. Tapi, saya akan lihat dulu identitasnya,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif