Lifestyle
Rabu, 26 Juli 2017 - 02:00 WIB

TIPS KESEHATAN : Belum Juga Hamil, Belum Tentu Istri Jadi Penyebab

Redaksi Solopos.com  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIka belum juga dikaruniai momongan, sebaiknya hindari menyalahkan istri. (gurl.com)

Hindari menyalahkan istri bila belum juga dikaruniai momongan.

Solopos.com, SOLO — Bila belum juga dikaruniai anak, padahal telah lama menikah, sebaiknya jangan hanya menyalahkan pihak istri. Karena pemicu masalah tersebut bukan hanya dari pihak perempuan.

Advertisement

Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan dari Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo, dr. Soffin Arfian Sp.O.G. mengungkapkan sebenarnya pasangan suami istri harusnya begitu menikah, beberapa waktu kemudian hamil.

Selama ini, secara umum kehamilan terjadi 50% pada enam bulan pertama pernikahan, 70% pada delapan bulan pertama dan 80% terjadi pada satu tahun pertama usia pernikahan. Tapi ada juga yang sudah satu tahun menikah, belum hamil. “Kalau sudah satu tahun menikah dan melakukan hubungan suami istri secara teratur, tidak KB [melakukan program keluarga berencana], namun belum hamil, itu sudah harus cari pertolongan,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di tempat kerjanya, belum lama ini.

Ketika pasangan suami istri belum dikaruniaia anak, terang dia, masalahnya bisa dari istri, bisa juga dari suami. Pada seorang wanita, beberapa hal yang bisa menyebabkan dirinya susah hamil, antara lain gangguan hormonal, gangguan di otak secara anatomi, gangguan di indung telur, saluran telur buntu, dan lengket, adanya tumor pada dinding rahim atau ada infeksi.

Advertisement

Sementara pada pria, terangnya, penyebab secara medis antara lain karena mengalami ejakulasi dini, tidak bisa ereksi, sperma tidak berkualitas, dan lainnya. Namun selama ini pasangan suami istri yang belum punya anak, lebih dari 50% tidak bisa diketahui penyebabnya secara medis.

Pasalnya, kata Soffin, masalah kehamilan juga erat kaitanya dengan kondisi psikologis seseorang. Mereka yang mengalami stres berat, biasanya susah hamil. Oleh karena itu, harus ada konseling dan kesadaran yang kuat dari pasangan suami istri itu tentang hakikat anak.

Ia menjelaskan, setiap pasangan harus menyadari bahwa anak adalah rezeki dari Allah SWT. Sebanyak apapun usaha manusia, jika Allah SWT belum berkehendak, program hamil tidak akan berhasil. “Selama ini pasien yang mengikuti program hamil dan berhasil, ketika saya tanya memang mereka sudah semeleh hatinya. Tidak ngaya,” ujarnya.

Advertisement

Senada, psikolog dari Universitas Setia Budi (USB) Solo, Yustinus Joko Dwi Nugroho menyarankan agar pasangan suami istri yang belum dikaruniai momongan tidak saling menyalahkan. Justru sebaliknya harus saling menguatkan.

Masing-masing pihak harus menyadari bahwa keberadaan anak adalah bentuk kepercayaan Tuhan kepada manusia. Oleh karena itu, harus selalu berprasangka baik kepada Tuhan.

“Harus benar-benar pasrah kepada Tuhan. Banyak kasus mereka yang sudah lama tidak punya anak, akhirnya bisa punya anak justru ketika hatinya sudah semeleh. Kalau kemrungsung justru tidak jadi,” katanya.

Selain dukungan dari pasangan, ungkapnya, dukungan lingkungan sekitar juga sangat penting. Terutama dukungan dari keluarga besar agar pasangan suami istri yang belum dikaruniai momongan, tidak selalu ditanya kapan punya anak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif