Jateng
Selasa, 25 Juli 2017 - 22:50 WIB

TRANSPORTASI JATENG : DPRD Semarang Desak Rute Trans Jateng Diubah, Ini Sebabnya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Transportasi Jateng di wilayah Kota Semarang dinilai DPRD setempat saling tumpang tindih.

Semarangpos.com, SEMARANG — DPRD Kota Semarang menyarankan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng yang belum lama ini diluncurkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo diubah rutenya sehingga tak berhimpitan dengan trayek BRT Trans Semarang.

Advertisement

“Awal diluncurkan Trans Jateng, kami sudah menduga akan terjadi permasalahan di lapangan karena ada rute yang berhimpitan dengan Trans Semarang,” kata Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi di Kota Semarang, Senin (24/7/2017). Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan satu trayek yang dilayani dua operator tentu akan menimbulkan persaingan meski sama-sama moda transportasi massal yang dikelola pemerintah daerah.

Belum lama ini, Pemerintah Provinsi Jateng meluncurkan BRT Trans Jateng di Koridor I yang melayani rute Stasiun Tawang, Semarang, hingga Terminal Bawen, Kabupaten Semarang PP (pulang-pergi). Di satu sisi, BRT Trans Semarang yang dikelola Pemerintah Kota Semarang sudah mengoperasikan Koridor II yang melayani Terminal Terboyo, Semarang, menuju Terminal Sisemut, Kabupaten Semarang PP.

“Kenapa Trans Jateng tidak meneruskan saja dari Terminal Sisemut ke Terminal Bawen? Kalau jalurnya ada yang sama kan mungkin saja berebut penumpang, apalagi tarifnya berbeda,” katanya.

Advertisement

Di Trans Jateng, tarif khusus pelajar dan buruh ditetapkan Rp1.000/orang dan umum Rp3.500/orang, sementara di Trans Semarang hanya pelajar yang diberi tarif khusus sebesar Rp1.000/orang. Solusi lainnya, kata dia, bisa saja Pemprov Jateng menyerahkan sekalian pengelolaan Trans Jateng ke Pemkot Semarang, atau sebaliknya Koridor II Trans Semarang diserahkan pemerintah provinsi.

“Kalau masih begini, Trans Semarang dirugikan karena tarifnya berbeda dan jalur lebih pendek dibanding Trans Jateng. Kami dengar keduanya mau disinkronkan, ya, diatur secara baik,” katanya.

Yang jelas, kata Supriyadi yang pernah menjadi sopir angkutan kota itu, keberadaan angkutan berbeda dengan dua operator di jalur yang sama berpotensi menimbulkan gesekan di lapangan. “Kami ingin keduanya (Trans Jateng dan Trans Semarang, red.) sama-sama eksis dan bisa memberikan pelayanan publik sektor transportasi kepada masyarakat secara optimal,” tegasnya.

Advertisement

Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sepakat untuk mengintegrasikan operasional dua moda transportasi massal itu, termasuk sistem satu tiket. Sebab, sampai sekarang ini masih diberlakukan sistem tiket sendiri dari dua moda transportasi itu, termasuk ketika akan berpindah antarmoda, dari Trans Jateng ke Trans Semarang maupun sebaliknya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif