Soloraya
Sabtu, 22 Juli 2017 - 14:45 WIB

ASAL USUL : Sendang Nawang Wulan Cikal Bakal Kampung Tawang Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di jalan samping Sendang Nawang Wulan yang terletak di Kampung Tawang RT 001/RW 006, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota, Sragen, Sabtu (15/7/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Asal usul ini terkait keberadaan Sendang Nawang Wulan di Sragen.

Solopos.com, SOLO — Sebuah pohon beringin berdiri menjulang di pinggir jalan di Kampung Tawang RT 001/RW 006, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota, Sragen. Akar pohon itu menghujam ke tanah tetapi bagian tengahnya terdapat rongga.

Advertisement

Sekilas struktur akar pohon itu seperti tangan yang mencengkeram sesuatu. Di bawah rongga pohon terdapat sumber air yang menggenang sepanjang tahun dengan kedalaman 1 meteran.

Airnya bening. Ikan kecil-kecil terlihat berenang di sendang kecil itu. Warga setempat menamai sendang itu dengan nama Sendang Nawang Wulan. Di sebelah selatan pohon itu masih ada satu pohon berukuran besar, seperti pohon kepoh. Di sekitar sendang itu dibangun pelataran berpaving dan dipagari dengan warna cat kombinasi oranye dan hitam.

Advertisement

Airnya bening. Ikan kecil-kecil terlihat berenang di sendang kecil itu. Warga setempat menamai sendang itu dengan nama Sendang Nawang Wulan. Di sebelah selatan pohon itu masih ada satu pohon berukuran besar, seperti pohon kepoh. Di sekitar sendang itu dibangun pelataran berpaving dan dipagari dengan warna cat kombinasi oranye dan hitam.

“Pagar dan pelataraan itu dibangun pada saat Pak Agus Fatchur Rahman masih menjabat Bupati Sragen, 2015 lalu. Pembangunan sendang itu menghabiskan dana sampai Rp36 juta. Kendati air sendang itu tak pernah mengering, warga sekitar memilih menggunakan air layanan PDAM [Perusahaan Daerah Air Minum],” ujar Ketua RT 001/RW 006, Tawang, Sine, Nur Hadi, saat ditemui di kediamannya, Sabtu (15/7/2017).

Kendati bertempat tinggal di utara sendang, Nur Hadi tak mengetahui cerita atau sejarah yang berhubungan dengan sedang atau pun Kampung Tawang. Nur terhitung orang pendatang dan sejak datang ke kampung itu sendang itu sudah ada seperti itu.

Advertisement

Nama sosok bidadari atau dewi itu ada yang dikaitkan dengan kisah legenda Joko Tarub dan ada pula yang menyebut nama lain dari Ratu Laut Selatan dalam legenda Kanjeng Ratu Kidul.

Namun nama Nawang Wulan yang menjadi danyang di Kampung Tawang itu bukanlah Nawang Wulan yang dimaksud dalam cerita legenda tersebut. Sugiyat mengisahkan Nawang Wulan atau Nawang Sari itu merupakan semacam gelar bagi danyang di kampung itu yang memiliki nama Jawa Sumiyem.

Dari keyakinan Sugiyat, Sumiyem yang bergelar Raden Ayu Nawang Wulan itu memiliki suami bernama Sugiman.

Advertisement

“Sendang itu dulu hanya tempat minum harimau putih, yakni hewan peliharaan R.A. Nawang Wulan. Tempat itu lama-lama menjadi luas. Dan di sekitarnya ditumbuhi pohon besar-besar hingga akhirnya menjadi sendang seperti sekarang ini. Dulu air di sendang itu digunakan warga di Kampung Tawang ini untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan memasak sehari-hari. Kini, masyarakat tidak menggunakan lagi,” ujar Sugiyat di kediamannya.

Sugiyat menjelaskan R.A. Nawang Wulan masih dipercaya sebagai sosok gaib yang memelihara Kampung Tawang. Sebagian masyarakat masih memiliki tradisi upacara khusus di sendang itu, terutama bagi para pengantin baru.

Sugiyat menyampaikan tradisi itu hanya dilakukan bagi kalangan abangan. Tradisi itu di mata Sugiyat sebenarnya hanya sebagai sarana perkenalan kepada pemelihara Kampung Tawang dan tidak ada maksud lain.

Advertisement

“Selain itu sendang itu juga sebagai pertanda. Ketika ada orang Tawang yang selingkuh maka air di sendang itu berubah warna menjadi merah seperti darah. Kemudian bagi warga Tawang yang meninggal tidak berani melewatkan jenazahnya di jalan samping sendang itu tetapi memilih jalan lain. Kenapa demikian karena bila ada jenazah yang dilewatkan sendang itu maka dalam waktu dekat ada anggota keluarga yang meninggal,” kisahnya.

Tradisi kepercayaan terhadap Sendang Nawang Wulan masih kuat terutama di lingkungan RT 002/RW 006, Tawang. Sendang itu sering dikuras dalam kurun waktu tertentu oleh warga Tawang di RT 002/RW 006. Bahkan ada yang menaburi bibit ikan gurameh di sendang itu.

“Saat sendang dikuras, warga ya banyak yang mencari ikan. Di dalamnya sendang itu ada semacam gua atau lorong kecil tetapi tidak dalam. Bagi yang berani ya masuk ke lorong itu untuk mencari ikan,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif