Sport
Senin, 3 Juli 2017 - 22:30 WIB

Sikat Euro U-21 & Piala Konfederasi 2017, Kejayaan Pemain Muda Jerman

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jerman vs Chile (JIBI/REUTERS/John Sibley)

Sepak bola Jerman yang dengan tulang punggung pemain muda berhasil menyapu dua gelar, Euro U-21 dan Piala Konfederasi 2017.

Solopos.com, SAINT PETERSBURGJetzt sind wir (fast) alles! atau Sekarang kita (hampir) memiliki segalanya!. Begitu judul yang terpampang di koran Jerman, Bild, edisi Senin (3/7/2017). Jerman baru menikmati euforia setelah hanya dalam sepekan meraih dua trofi berbeda dalam turnamen sepak bola internasional.

Advertisement

Setelah tim Jerman U-21 meraih trofi Euro U-21 di Krakow, Polandia, Sabtu (1/7/2017) WIB, giliran tim senior mereka yang meraih titel perdana di Piala Konfederasi 2017. Pasukan besutan Joachim Low tersebut menundukkan juara Copa America 2015 dan 2016, Chile, dengan skor 1-0 pada babak final di Stadion Krestovskyi, di Saint Petersburg, Rusia, Senin (3/7/2017) dini hari WIB.

Satu-satunya gol di babak pamungkas tersebut diceploskan Lars Stindl di babak pertama. Gol itu berawal dari aksi Timo Werner yang menyerobot bola dari kaki gelandang Chile, Marcelo Diaz, yang sedang memainkan si kulit bundar di areanya sendiri.

Kesuksesan Jerman di Piala Konfederasi 2017 begitu spesial karena yang dibawa ke Rusia merupakan pemain-pemain muda minim pengalaman di timnas dengan rata-rata usia 24 tahun. Julian Draxler yang tercatat sebagai pemegang cap terbanyak Der Panzer, julukan Jerman, baru mencatat 35 laga.

Advertisement

Low sengaja memanggil pemain muda tersebut sebagai bahan eksperimen sebagai persiapan ke Piala Dunia 2018 yang juga digelar di Rusia. Pelatih yang akrab disapa Jogi tersebut dengan berani meninggalkan sederet pemain bintangnya yang menjadi juara di Piala Dunia 2014, seperti Manuel Neuer, Jerome Boateng, Sami Khedira, Toni Kroos, dan Thomas Mueller. Tidak sedikit yang kemudian melabeli skuat yang diperkuat Joshua Kimmich dkk. ini sebagai Tim B Der Panzer.

“Saya sangat bangga dengan tim ini karena mereka baru bergabung bersama selama tiga setengah pekan. Anda bisa merasakan rasa lapar kemenangan yang besar, selama sesi latihan maupun pertandingan, jadi ini [juara Piala Konfederasi 2017] layak mereka terima. Faktanya mereka para pemain muda yang menjuarai turnamen ini, ini hal unik di sejarah Jerman, ini luarbiasa,” ujar Low, seperti dilansir Reuters.

Sinyal dominasi Jerman di sepak bola dunia seolah mulai ditabuh. Der Panzer memanen hasil manis dari program pembinaan yang tersusun rapi dan dikelola sangat serius. Sejak kegagalan di Euro 2000, Der Panzer semakin getol membina pemain-pemain muda sejak tingkat bawah. Pada 2001, penyelenggara Bundesliga bahkan mewajibkan kepada 18 klub di kasta tertinggi Jerman untuk membangun akademi pembinaan untuk pemain muda.

Advertisement

Suntikan dana melimpah juga tak segan diberikan untuk peningkatan mutu talenta-talenta muda tersebut. Tak ayal, sebagian pemain-pemain Jerman top sekarang merupakan produk akademi klub-klub lokal.

Sementara generasi emas Chile harus mengubur mimpi menyuguhkan trofi perdana mereka di Piala Konfederasi. Tim besutan Antonio Pizzi tersebut sebenarnya mengawali pertandingan dengan tampil nyaris sempurna. Sayang, sejumlah peluang La Roja, julukan Chile, gagal berbuah gol dan beberapa kali dimentahkan kiper Jerman, Marc-Andre ter Stegen.

Blunder Marcelo Diaz yang berbuah gol Werner memberi petaka Chile. La Roja juga nyaris kehilangan pemain saat Gonzalo Jara menyikut Werner. Namun meski dalam video replay menujukkan terjadi pelanggaran, Jara hanya diganjar kartu kuning.

“Kami sudah mempraktikkan ide-ide kami saat latihan. Kami ambil inisiatif, kami mengendalikan permainan, dan mengkreasi banyak peluang, namun karena satu hal dan sedikit insiden, kami jadi kalah, inilah sepak bola,” ujar Pelatih Chile, Juan Antonio Pizzi, seperti dilansir fifa.com.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif