Soloraya
Kamis, 29 Juni 2017 - 11:30 WIB

Ada "Istana Negara" di Pelosok Wonogiri

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suparno (kiri) berbincang dengan temannya di teras Istana Parnaraya yang mirip Istana Negara di Dusun Kebonagung RT 003/RW 001, Desa Kebonagung, Sidoharjo, Wonogiri. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Sebuah bangunan yang mirip Istana Negara atau Istana Kepresidenan Jakarta muncul di Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI — Tak banyak yang menyangka ada bangunan megah seperti Istana Negara berdiri di pelosok Wonogiri, tepatnya di Kecamatan Sidoharjo. Sekilas, bangunan itu benar-benar mirip dengan Istana Negara asli yang serba putih, tentu dengan skala yang lebih kecil.

Advertisement

“Saya sampai sekarang seperti tak percaya di Wonogiri, apa lagi di pelosok [Kecamatan] Sidoharjo ada istana. Rasanya ‘Istana Negara’ pindah di sini,” ucap Agus Winarno saat berbincang dengan Solopos.com di “Istana Negara” yang dimaksudnya, Rabu (28/6/2017).

Lelaki 47 tahun pemilik nama lain Agus Anoman Wijaya itu tak berhenti menyampaikan kekagumannya terhadap bangunan di Dusun Kebonagung RT 003/RW 001, Desa Kebonagung, Sidoharjo itu. Menurut dia, bangunan bercat putih tersebut pantas disebut istana. Selain luas, arsitekturnya sangat mirip Istana Negara.

Sebagai warga tetangga desa Agus turut berbangga karena ada istana megah tak jauh dari rumahnya. Dia menyebut istana itu layak dijadikan tempat wisata karena memiliki daya tarik tersendiri. Saat ini sudah banyak orang yang berswafoto di istana yang berlokasi di dekat Lapangan Kebonagung itu. Jika sang pemilik membukanya untuk umum, Agus meyakini ke depan istana tersebut akan mengundang banyak perhatian masyarakat.

Advertisement

“Kalau istana ini jadi tempat wisata, warga sekitar akan mendapat dampak positifnya. Warga bisa membuka usaha di sekitar jalan menuju istana misalnya,” kata dia.

Gedung mewah itu milik pengusaha sukses asal Sidoharjo, Suparno, 47. Di Wonogiri, identitas bapak dua anak itu lebih dikenal sebagai Parnaraya yang merupakan nama tempat usaha batiknya di kecamatan setempat. Karena itu, Suparno menamakan bangunan itu dengan Istana Parnaraya.

Pengusaha yang mengawali usaha di bidang pelumas kendaraan itu mendirikannya sejak 2015 lalu. Kini proses pengerjaan bangunan sudah mencapai 90 persen.

Advertisement

Kompleks istana terdiri atas empat bangunan, yakni bangunan utama Istana Parnaraya seluas kurang lebih 200 m2 dengan tinggi lebih dari 12 meter. Interior Istana Parnaraya dilengkapi kursi dan meja kayu mewah, lukisan orang tua dan penari Bali, dan seperangkat alat elektronik canggih.

Di belakangnya terdapat bangunan berukuran 6 m x 15 m yang sedianya akan dijadikan studio film biografi dan museum karya usaha Suparno, dan sisi kirinya ada bangunan 20 m x 8 m menyatu dengan musala. Bangunan itu akan dijadikan kafe yang diberi nama Kafe Cah Tukang Dolan (CTD). Bangunan lainnya adalah garasi mobil dan sepeda motor.

“Akan saya resmikan 17 Agustus mendatang. Nantinya tempat ini akan menjadi tempat saya dan istri menikmati hari tua. Sekarang saya masih merantau di Jakarta bersama keluarga. Tapi saya masih sering pulang ke Wonogiri setidaknya sebulan sekali,” kata Suparno.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif