Jogja
Minggu, 25 Juni 2017 - 13:50 WIB

LEBARAN 2017 : Khotib Singgung Isu Penistaan Agama, Ini Reaksi Jemaah di Alun-Alun Wonosari

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah jemaah salat Idulfitri di Alun-Alun Wonosari, Minggu (25/6/2017) meninggalkan lokasi sebelum khatib menyelesaikan khotbah. (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Lebaran 2017, khotib salat Idulfitri singgung tentang penistaan agama

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Ribuan jemaah memadati Alun-Alun Wonosari pada Minggu (25/6/2017) pagi, melaksanakan salat Idulfitri dengan khusuk. Namun, saat khotib menyampaikan ceramah berbau politik, yakni penistaan agama, jemaah yang tak terkesan memilih meninggalkan lokasi.

Advertisement

Pada saat melaksanakan salat, ribuan jemaah terlihat khusuk dalam menunaikkan salat Idulfitri dua rakaat. Matahari pagi yang cerah mengiringi salat dengan beberapa kali takbir itu. Namun usai salat yang khusuk, sejumlah jemaah meninggalkan lokasi. Mereka tidak sampai rampung mendengarkan khotbah.

Dalam kesempatan tersebut, selaku khotib adalah Ichsan Nuriansah Bajuri. Dari awal khotbahnya langsung menyinggung tentang kasus penodaan agaam oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.”Ahok merupakan penista agama,” katanya.

Menurutnya, seorang penista agama tidak harus dibela ataupun dibantu, apalagi dibantu oleh negara termasuk aparat kepolisian. Dia mendukung sepenuhnya hukuman terhadap Ahok agar menimbulkan efek jera dan tidak ada lagi yang menistakan agama.

Advertisement

Selesai khotbah, Kapolres Gunungkidul, AKBP Muhamad Arif Sugiarto memimpin jalannya ikrar halal bihalal. Sebelum ikrar berlangsung, Kapolres menyampaikan agar masyarakat Gunungkidul tidak terprovokasi mengenai isu khotbah yang menyinggung isu politik.

“Karena tadi pak khotib menyinggung aparat penegak hukum, pak khotib bisa tanya ke masyarakat  Gunungkidul bahwa polisi bekerja susuai aturan. Masalah penegakan hukum semuanya ada aturanya dan semua bisa memverifikasi apapun itu, jika ada yang tidak sependapat ada sistem yang bisa dilakukan di situ,” kata dia.

Dan dalam momen Hari Raya Idulfitri, Arif mengajak masyarakat untuk hidup tentram saling memaafkan dan menjaga kerukunan antar umat beragama. Menurut dia semua perbedaan, termasuk perbedaan pendapat adalah hal yang biasa, dan harus tetap saling menghormati.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif