Soloraya
Minggu, 25 Juni 2017 - 11:45 WIB

LEBARAN 2017 : Hormati Umat Islam Rayakan Idul Fitri, Jemaah GKJ Kratonan Solo Undur Kebaktian

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Lebaran 2017, Jemaah GKJ Joyodiningratan, Kratonan, mengundur jadwal kebaktian demi menghormati umat Islam yang merayakan Idul Fitri.

Solopos.com, SOLO — Potret keindahan hidup berdampingan dalam perbedaan tercermin nyata saat perayaan Idul Fitri di Kratonan, Solo, Minggu (25/6/2017). Umat Islam melaksanakan Salat Idul Fitri di Masjid Al Hikmah hingga pelataran Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan, Kratonan, Serengan.

Advertisement

Jemaah GKJ itu pun memberikan penghormatan kepada saudara muslim mereka dengan mengundur jadwal kebaktian mereka yang mestinya digelar setiap Minggu pagi. “Setiap Minggu pagi pukul 06.30 WIB, kami biasanya kebaktian di gereja. Namun, karena hari ini saudara kami ada jadwal menjalankan Salat Idul Fitri, maka kebaktian kami undur pukul 09.00 WIB,” ujar salah satu pengelola GKJ Joyodinigratan, Ari Tigor, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.

Pagi itu, seribuan umat Islam memenuhi Jl. Gatot Subroto. Jemaah yang tak tertampung di pelataran Masjid Al Hikmah, mendapatkan keleluasaan menjalankan Salat Id di pelataran GKJ yang bersebelahan dengan masjid tersebut,

Advertisement

Pagi itu, seribuan umat Islam memenuhi Jl. Gatot Subroto. Jemaah yang tak tertampung di pelataran Masjid Al Hikmah, mendapatkan keleluasaan menjalankan Salat Id di pelataran GKJ yang bersebelahan dengan masjid tersebut,

Jemaah Salat Id bertakbir dan bersujud di halaman gereja. Mereka sama sekali tak mempersoalkan pelataran gereja sebagai tempat sujud mereka. Dengan khusuk, mereka tetap bertakbir dan bertahmid.

Jemaah GKJ pun tak mempersoalkan saudara muslim menjalankan salat di pelataran gereja mereka. Mereka sama sekali tak merasa dirugikan lantaran kebaktian harus diundur. “Bagi kami, memberikan tempat dan waktu kepada sesama untuk menjalankan ibadah nilainya sama dengan kebaktian itu sendiri,” ujar Ari.

Advertisement

Sesepuh Masjid Al Hikmah, Sugiono, mengatakan potret saling menghormati kedua jemaah itu tak hanya terjadi pada urusan ibadah saja. Dalam urusan kerja bakti, sosial, dan keamanan, hubungan mesra itu juga terlihat.

“Kalau parkiran gereja tak muat, pemuda masjid ikut menjaga kendaraan jemaah gereja. Sebaliknya, saat Idul Qurban, hewan ternak jemaah kami biasanya dititipkan di halaman gereja yang lebih luas,” jelasnya.

GKJ Joyodiningratan memiliki jemaah secara keseluruhan mencapai seribuan orang. Setiap hari Minggu, ada empat kali kebaktian. Pagi dua kali, lalu sore dua kali. Sementara itu, jemaah masjid Al Hikmah secara keseluruhan sekitar 300 orang. Setiap hari ada aktivitas sembahyang dan pengajiaan dua kali dalam sepekan.

Advertisement

“Meski demikian, kedua jemaah itu selalu adem ayem tanpa diliputi prasangka,” ujar Babinkantibmas Polsek Serengan, Aiptu Budi Waspodo.

Pendeta Nunung Istining Hyang menjelaskan meski kedua tempat ibadah itu memiliki jemaah yang berbeda keyakinan, mereka memiliki satu tujuan yang sama, yakni menebarkan kebaikan kepada sesama.

Kedua tempat ibadah itu pun memiliki alamat yang sama, yakni Jl. Gatot Subroto No. 222. Kedua tempat ibadah itu berdiri sekitar 1930 silam. Karena berdampingan pula, tak sedikit jemaah masjid yang keblasuk masuk gereja ketika mencari air wudu.

Advertisement

“Dulu sebelum ada pelarangan, kami juga menyediakan menu buka puasa bagi jemaah masjid,” kata Pendeta Nunung.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif