Soloraya
Jumat, 23 Juni 2017 - 08:35 WIB

WISATA BOYOLALI : Sensasi Menjadi Noni Belanda di Lodji Papak Juwangi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung Lodji Papak Boyolali memamerkan foto berkostum ala noni-noni Belanda. (Istimewa)

Wisata Boyolali, bangunan tua peninggalan Belanda di Juwangi dijadikan lokasi wisata.
Solopos.com, BOYOLALI — Rumah tua peninggalan Belanda di Karangmanis, salah satu dukuh di Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Boyolali, mulai dikomersialkan. Rumah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya itu oleh pihak pengelolanya, yakni Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Telawa, akan disewakan untuk umum.
Pelaksana Humas KPH Telawa, Sulastri, mengatakan rumah bekas noni-noni Belanda itu memiliki arsitektur asli Belanda. Meski sudah berusia seratusan tahun, namun bangunannya masih kokoh. Hanya sebagian ornanen dan plafon perlu perbaikan.
Sulastri menjelaskan bentuk komersialisasi rumah kuno itu ialah menjadikannya sebagai wisata budaya dan ruang berfoto ala noni Belanda. “Kami sewakan bagi warga yang ingin foto pre-wedding dengan kostum Belanda. Kami siapkan kostum, kuda, sepeda, serta lokasinya,” paparnya kepada Solopos.com, Kamis (22/6/2017).
Selain itu, kata dia, di lokasi Lodji Papak juga akan dibangun kafe lengkap dengan live music. Komersialisasi cagar budaya itu sebagai upaya menghidupkan kembali suasana Juwangi dan sekitarnya. Harapannya bisa menggerakkan ekonomi warga sekitarnya.
“Kami ingin menjadikan wisata sejarah, pusat kuliner khas daerah, serta lokasi berfoto bersama,” paparnya.
Tarif tiket untuk ekplorasi Lodji Papak dan persewaan kostum noni Belanda adalah Rp100.000/ keluarga. Adminisrature KPH Telawa Ir. Riyanto Yudhotomo mengharapkan Pemerintah Kecamatan Juwangi dan masyarakatnya mendukung pengembangan usaha Perhutani tersebut. Dengan digalakkan wisata Perhutani diharapkan ketergantungan warga kepada hutan  bisa dikurangi karena ada sektor usaha lainnya yang bisa dikembangkan.
“Usaha ini bisa meningkatkam ekonomi masyarakat dan menjadikan Juwangi menjadi sesuatu yang lebih dikenal,” paparnya.
Sejumlah sumber, termasuk dari literatur yang tersimpan di kantor KPH Telawa Jateng, menyebutkan Lodji Papak didirikan pada 1933. Namun, ada sumber lain yang menyebutkan Lodji Papak dibangun pada 1911. 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif