News
Jumat, 23 Juni 2017 - 10:30 WIB

SOLOPOS HARI INI : Macet Mulai Merata

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Solopos Hari Ini edisi Jumat 23 Juni 2017

Halaman utama Harian Umum Solopos hari ini memuat tentang kondisi jalur mudik yang mulai dipadati kendaraan bermotor.

Solopos.com, SOLO – Kemacetan di jalur pantai utara Jawa (Pantura) dan jalan tol dari Jakarta hingga Brebes mulai terasa pada H-3 Lebaran, Kamis (22/6/2017). Diprediksi Korps Lalu Lintas Polri, kepadatan ruas tol dari Jakarta hingga Brebes masih akan terus terjadi hingga Jumat (23/6/2017).

Advertisement

”Puncak arus mudik 22 Juni malam sampai 23 Juni malam,” ujar Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol. Royke Lumowa di Brebes, Kamis.

Berita mengenai kemacetan di jalur tol dari Jakarta hingga Brebes menjadi headline Harian Umum Solopos, Jumat (23/6/2017). Selain itu ada juga liputan mengenai ojek yang jadi solusi cepat pemudik dan kelanjutan sidang kasus e-KTP.

Simak cuplikan berita halaman utama Harian Umum Solopos edisi Jumat 23 Juni 2017;

Advertisement

LEBARAN 2017: Macet Mulai Merata

Kemacetan di jalur pantai utara Jawa (Pantura) dan jalan tol dari Jakarta hingga Brebes mulai terasa pada H-3, Kamis (22/6).

Diprediksi ruas tol dari Jakarta hingga Brebes dan jalur Pantura akan terus padat bahkan macet di sejumlah lokasi pada puncak arus mudik pada Jumat (23/6) ini. ”Puncak arus mudik 22 Juni malam sampai 23 Juni malam,” ujar Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol. Royke Lumowa di Brebes, Kamis.

Pada H-3 Lebaran, kemacetan terasa di ruas tol Jakarta-Cikampek, Gerbang Tol Palimanan, pintu keluar tol Brebes Timur (Brexit), dan jalur Pantura di Brebes, Pekalongan, dan Tegal. Pada Kamis malam, kemacetan sepanjang 8 km terjadi di Cikarang Barat menuju Cikarang Pusat di ruas tol Jakarta-Cikampek. Kemacetan itu diprediksi berlanjut ke arah Jawa Tengah.

Advertisement

Kasatlantas Polres Brebes AKP Arfan Sipayung menyatakan sempat terjadi kemacetan di Brexit sepanjang satu kilometer sehingga jajarannya menerapkan sistem contraflow atau lawan arus dari Brexit hingga Terminal Tegal Kota. Pola itu mampu mengurai kemacetan dalam beberapa jam kemudian.

Arfan menjelaskan bila jalur Pantura macet, polisi akan mengarahkan kendaraan pemudik melintasi tol darurat atau fungsional Brebes-Gringsing, Batang. ”Kalau posisinya di Pantura padat dan di dalam tol sudah tidak ada lagi kepadatan, akan dibuka tol darurat,” ucap dia.

Apabila tol darurat penuh, arus lalu lintas diarahkan ke Brexit dan menerapkan sistem contraflow di Pantura.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

Advertisement

 

SARANA TRANSPORTASI: Ojek Jadi Solusi Cepat Pemudik Pulang Kampung

Mudik atau pulang kampung menjelang Lebaran adalah tradisi yang ditunggu-tunggu para perantau meski sebagian dari mereka harus berjuang untuk melakukannya.

Bagi pemudik yang menggunakan transportasi umum, kerepotan membawa barang, mengantre tiket kendaraan umum, macet dalam perjalanan akan menjadi tantangan lainnya.

Advertisement

Belum lagi bisa rumah di pelosok, transportasi menuju kampung halaman akan menjadi kendala besar saat mereka sampai di terminal atau poolbus pada malam hari. Sebab, jarang ada kendaraan umum perdesaan yang beroperasi hingga malam hari yang akan mengantar mereka ke tujuan.

Para pemudik kini kerap memanfaatkan jasa tukang ojek untuk mengantar sampai depan rumah. Di Boyolali, tukang ojek ini cukup banyak. Mereka mangkal di tempat-tempat strategis atau tempat yang biasanya menjadi tempat turunnya penumpang, misalnya Ngangkruk dan Bangak (Banyudono), kawasan Stadion Sonolayu, dan di Terminal Boyolali.

Salah satu tukang ojek di pangkalan timur Terminal Boyolali, Nono, 50, mengatakan dia dan 78 rekannya biasa mengantar penumpang ke pelosok Musuk, Cepogo, bahkan ke Jatinom, Klaten, dan daerah lain yang jaraknya puluhan kilometer. Soal tarif, bisa negosiasi. ”Kalau dari terminal sampai Musuk ya Rp30.000-Rp40.000 oke,” ujarnya saat berbincang dengan Espos di pangkalan, pekan lalu.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

 

SIDANG KASUS E-KTP: Kode Biru, Merah, dan Kuning Rp520 Miliar

Advertisement

Jaksa dari KPK mengungkap penggunaan kode-kode saat bagi-bagi uang proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Dalam kode mulai dari biru, merah, hingga kuning disebutkan akan ada aliran dana Rp520 miliar.

Penggunaan kode itu disampaikan jaksa dalam tuntutan untuk terdakwa Irman dan Sugiharto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (22/6). Jaksa menuntut Irman dengan hukuman tujuh tahun penjara dan Sugiharto lima tahun penjara. Dua mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu juga dituntut mengembalikan kerugian negara Rp6,5 miliar.

Jaksa Irene Putri mnejelaskan penggunaan kode-kode muncul saat Andi Agustinus alias Andi Narogong (tersangka kasus korupsi pengadaan e-KTP) menemui Sugiharto di Kemendagri pada akhir Februari 2011. Andi mengatakan kepada Sugiharto untuk kelancaran penganggaran ia akan memberikan Rp520 miliar ke sejumlah pihak di DPR.

”Andi Agustinus menunjukkan secarik kertas yang berisi rencana pemberian uang yang seluruhnya berjumlah Rp520 miliar kepada pihak-pihak tertentu dengan menggunakan kode-kode,” ujar dia.

Kode kuning dimaksudnya untuk Partai Golkar, biru untuk Partai Demokrat, dan kode merah PDIP (selengkapnya lihat grafis). Sugiharto yang kala itu menjabat Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Kemendagri kemudian melaporkan kode itu kepada atasannya Irman yang menjabat Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri. Irman pun menyetujui rencana aliran dana itu.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif