Soloraya
Kamis, 22 Juni 2017 - 16:15 WIB

LEBARAN 2017 : Kebutuhan Masyarakat Meningkat, Boyolali Tetap Melarang Daging Impor

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (JIBI/Solopos/Dok.)

Lebaran 2017, permintan masyarakat terhadap daging sapi meningkat.

Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali tetap memberlakukan larangan daging impor masuk ke Boyolali kendati kebutuhan masyarakat akan daging sapi terus meningkat mendekati Lebaran 2017.

Advertisement

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Juwaris, mengatakan larangan tersebut dilakukan untuk menjaga kesejahteraan peternak sapi lokal di Boyolali. Diakui Juwaris, sebenarnya daerah boleh memasukkan daging impor, namun untuk Boyolali tidak pernah memberikan rekomendasi daging impor masuk ke Boyolali.

“Larangan ini diterapkan agar harga daging sapi di Boyolali tetap stabil, sebab tingkat kebutuhan masyarakat sudah bisa terpenuhi. Selain itu sejauh ini tidak ada pengusaha yang memohon izin kepada kami untuk memasukkan atau menjual daging impor ke Boyolali,” kata Juwaris, Kamis (22/6/2017).

Dia menjelaskan harga daging di Boyolali sejauh ini stabil tinggi atau pada di kisaran Rp100.000-110.000 per kilogram. Sementara harga daging impor jauh lebih rendah, yakni pada kisaran Rp80.000 per kilogram. Diharapkan dengan harga tersebut, kesejahteraan peternak sapi potong lokal di Boyolali lebih terjamin.

Advertisement

Sementara itu, jumlah sapi yang dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) Ampel meningkat drastis sejak sepekan menjelang Lebaran. Kepala UPTD RPH Ampel Rumsari Sri Utami mengatakan, peningkatan itu mencapai tiga kali lipat dibandingkan hari biasa.

Menurutnya, jika hari-hari biasa RPH menyembelih 30 ekor, maka saat ini bisa mencapai 100 ekor. “Kalau hari-hari biasa rata-rata ada pemotongan 30 ekor. Sedangkan tadi [Rabu] malam, mendapai 100 ekor,” kata dia, Kamis.

Menurutnya, peningkatan ini dikarenakan kebutuhan masyarakat atas daging semakin meningkat menjelang hari raya. “Setiap tahun seperti ini. Kalau mau Lebaran, kebutuhan daging meningkat dan para jagal [pedagang daging sapi] meningkatkan dagangan mereka,” imbuh Rumsari.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif