Soloraya
Selasa, 20 Juni 2017 - 21:15 WIB

KOMODITAS PANGAN : Bawang Putih Malah, Pemkab Klaten Belum Agendakan Operasi Pasar

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Plt. Bupati Klaten, Sri Mulyani, berbincang dengan pedagang terkait harga sejumlah komoditas pasar di Pasar Induk Klaten, Selasa (20/6/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pemkab Klaten belum berencana menggelar operasi pasar meski harga bawang putih tinggi menjelang Lebaran.

Solopos.com, KLATEN — Harga bawang putih jenis kating di pasar tradisional Klaten stabil tinggi selama beberapa pekan terakhir. Hingga Selasa (20/6/2017), harga bawang putih jenis kating super masih Rp80.000-85.000/kg. Kendati demikian, Pemkab Klaten belum ada rencana mengadakan operasi pasar.

Advertisement

Salah satu pedagang di Pasar Induk Klaten, Sugiyarti, 60, mengatakan harga bawang Rp70.000-80.000/kg. Sepekan lalu harga bawang putih jenis kating Rp65.000-70.000/kg sementara pada awal Ramadan sekitar Rp60.000/kg.

“Bawang kualitas basah harganya Rp70.000/kg. Kalau kualitas kering Rp80.000/kg. Sebelum-sebelumnya berkisar Rp50.000/kg,” kata Sugiyarti saat ditemui di kiosnya, Selasa (20/6/2017).

Advertisement

“Bawang kualitas basah harganya Rp70.000/kg. Kalau kualitas kering Rp80.000/kg. Sebelum-sebelumnya berkisar Rp50.000/kg,” kata Sugiyarti saat ditemui di kiosnya, Selasa (20/6/2017).

Bawang putih yang dijual Sugiyarti dipasok dari Solo. Selain harga yang tinggi, selama beberapa hari terakhir Sugiyarti kesulitan mendapat pasokan bawang putih jenis kating. “Selama empat hingga lima hari yang lalu barangnya kosong. Baru hari ini ada,” ungkapnya.

Selain menjual bawang putih jenis kating, pedagang juga menyediakan bawang putih jenis sinco yang bisa menjadi alternatif bagi pembeli. Harganya relatif terjangkau yakni berkisar Rp40.000/kg. Namun, tak banyak warga yang berminat membeli bawang jenis sinco lantaran kualitasnya di bawah bawang putih kating.

Advertisement

Pedagang lain di Pasar Induk Klaten, Soyimah, 55, mengatakan harga bawang putih jenis kating super yang ia jual berkisar Rp84.000/kg. Ia menuturkan selama sepekan terakhir tak mendapat pasokan bawang putih.

“Sepekan ini sudah kosong. Saya sendiri sudah pesan ke pemasoknya namun diberi tahu barangnya tidak ada. Bawang yang saat ini saya jual merupakan bawang stok lama. Biasanya saya mendapatkan stok bawang setiap hari sekitar 60 kg,” katanya.

Kasi Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disdagkop dan UMKM) Klaten, Dewi Wismaningsih, mengatakan harga komoditas pasar tradisional relatif stabil. Harga daging ayam mengalami kenaikan berkisar Rp2.000-3.000/kg dibanding hari sebelumnya menjadi Rp34.000/kg. Harga daging sapi berkisar Rp110.000/kg. Sementara, harga cabai rawit sekitar Rp30.000/kg.

Advertisement

Dewi tak menampik kenaikan harga yang cukup menonjol terjadi pada komoditas bawang putih jenis kating. “Tetapi, dari pantauan kami harga bawang putih pada Selasa cenderung menurun dibanding Senin [19/6/2017]. Saya kira sebentar lagi harganya turun karena pasokan dari Pasar Induk Kramat Jati Jakarta melimpah,” kata dia.

Dewi mengatakan belum ada rencana menggelar operasi pasar guna menstabilkan harga bawang putih. “Operasi pasar dilakukan kalau harga tidak terkendali, stok tidak ada hingga membuat pasar tidak kondusif. Kami melihat kondisi pasar masih kondusif dan stok masih ada sehingga belum ada operasi pasar untuk itu,” urai dia.

Kabid Perdagangan Disdagkop dan UMKM Klaten, Bambang Budi Susilo, mengatakan harga kebutuhan lain di pasar seperti gula pasir dan minyak goreng relatif stabi. Harga gula pasir dan minyak goreng relatif sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp12.500/kg dan Rp11.000/liter.

Advertisement

Bambang tak menampik sebelumnya mendapat tawaran dari Perum Bulog untuk menggelar operasi pasar terutama untuk kebutuhan gula pasir. “Tetapi, dari pedagang harga yang ditawarkan tidak cocok sehingga tidak jadi,” katanya.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Klaten, Sri Mulyani, juga mengatakan berdasarkan hasil pantauan harga komoditas pangan di pasar tradisional relatif normal pada H-5 Lebaran. “Ada kenaikan pada beberapa barang kebutuhan namun relatif tidak terlalu melonjak. Kami berharap para pedagang bisa menjaga kondusivitas harga. Warga juga bisa memprioritaskan kebutuhan yang akan dibeli saat berbelanja,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif