News
Minggu, 18 Juni 2017 - 17:30 WIB

Rizieq Ingin Rekonsiliasi, Jika Gagal Mau Revolusi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Habib Rizieq Shihab (tengah) tiba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/1/2017) lalu. (JIBI/Solopos/Antara/Reno Esnir)

Rizieq Shihab melalui rekaman suara menyatakan ingin rekonsiliasi dengan pemerintah. Namun jika gagal, dia mengatakan ada revolusi.

Solopos.com, JAKARTA — Penyidik Polda Metro Jaya fokus menyelesaikan berkas berita acara pemeriksaan (BAP) pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab yang menjadi tersangka dugaan percakapan Whatsapp dan foto berkonten pornografi. Sedangkan Rizieq kini masih berada di Arab Saudi, dan meminta rekonsiliasi.

Advertisement

“Kami masih menyelesaikan berkas perkara,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, Sabtu (18/6/2017).

Argo mengatakan bahwa penyidik akan memeriksa dan memastikan langkah selanjutnya, termasuk upaya membawa Rizieq dari Arab Saudi ke Indonesia. Sejauh ini, menurut Argo, polisi belum mengambil langkah untuk memulangkan paksa Rizieq ke Indonesia, termasuk upaya mengajukan permohonan mencabut paspor Rizieq kepada Direktorat Jenderal Imigrasi karena masih terdapat sejumlah pilihan lain.

Sebelumnya, Jumat (16/6/2017) lalu, Rizieq melalui rekaman suaranya yang diperdengarkan kepada peserta sebuah diskusi di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta Pusat, mengatakan kepergiannya dari Indonesia bukan untuk lari dari masalah hukum yang menjeratnya. Menurutnya, itu adalah bentuk perlawanannya.

Advertisement

“Saya pernah katakan pada beliau [Yusril Ihza Mahendra] yang saya hormati, bahwa ketidakhadiran saya saat ini di Indonesia, perginya saya keluar dari Indonesia ke Tanah Suci, bukan bentuk pelarian dari tanggung jawab hukum, tapi bentuk perlawanan terhadap kezaliman, kebatilan, terhadap diselewengkannya hukum oleh para penegak hukum,” katanya dalam rekaman suara yang juga diunggah di akun DPP_FPI di Soundcloud.

Menurutnya, Yusril memberikan banyak saran kepadanya, termasuk usulan rekonsiliasi ulama dan pemerintah. Tak ada penjelasan tentang masalah apa yang menjadi latar belakang rekonsiliasi itu, tapi menurutnya GNPF MUI sudah mengajukan permohonan dialog kepada pemerintah sejak lama.

“Ini adalah usulan yang sangat brilian, karena pada dasarnya GNPF-MUI jauh dari sebelum digelarnya aksi bela Islam 1, 2, 3 dan seterusnya itu telah mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk kita duduk dialog, musyawarah, terhadap berbagai macam persoalan bangsa. Tapi semua permohonan tersebut selalu ditolak, selalu diabaikan, entah apa sebabnya,” katanya.

Advertisement

Rizieq mengaku saat ini ingin mengedepankan rekonsiliasi. Namun, jika rekonsiliasi gagal atau ditolak, dia mengancam akan ada revolusi. “Maka tidak ada kata lain yang harus kita lakukan kecuali lawan. Jadi sekarang pilihannya ada di hadapan pemerintah, rekonsiliasi atau revolusi,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif