Novel mengungkapkan dugaan adanya seorang jenderal polisi yang terlibat dalam teror penyiraman air keras terhadap dirinya.
Solopos.com, JAKARTA — Kasus teror penyiraman air keras yang menimpa Novel Baswedan memang belum terungkap. Namun, pernyataan Novel Baswedan yang dimuat oleh Time, Selasa (13/6/2017), menyingkap dugaan baru yang sebelumnya tak pernah mengemuka di publik.
Dalam sebuah wawancara dengan wartawan Time, Jonathan Emont, di rumah sakit di Singapura, Novel mengungkapkan enam kali teror yang dialaminya sejak 2011 lalu, termasuk saat sebuah mobil menabrak dirinya. Novel mengaku heran mengapa polisi belum juga menemukan pelaku serangan teror terakhir terhadap dirinya, yaitu penyiraman air keras.
“I’ve actually received information that a police general — a high level police official — was involved. At first I said the information was false. But now that it’s been two months and the case hasn’t been resolved, I said [to the person who made the allegation] the feeling is that the information is correct [Saya sebenarnya mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi–seorang pejabat tinggi kepolisian–terlibat. Awalnya saya menganggap informasi itu salah. Tapi sekarang sudah dua bulan dan kasus belum terungkap. Saya katakan [pada orang yang menduga itu] sepertinya informasi itu benar,” kata Novel yang dikutip Time.