Jogja
Selasa, 13 Juni 2017 - 09:22 WIB

PUNGLI BANTUL : Pelaku Miliki Data Orangtua Mahasiswa, Dari Mana?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pungutan (JIBI/Solopos/Dok.)

Pungli Bantul dilakukan oknum terjadi di lingkungan ISI

Harianjogja.com, BANTUL — Masa Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan pungutan liar (pungli) kepada para calon mahasiswa baru. Pihak kampus menengarai penyebabnya adalah ketatnya persaingan untuk masuk kampus seni terbesar di Yogyakarta itu. Dari 1900-an calon mahasiswa yang mendaftar hingga gelombang I, kuota penerimaan hanya 1200 mahasiswa. Padahal masih ada seleksi gelombang II dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang diterapkan ISI Yogyakarta mulai tahun ini.

Advertisement

Baca Juga : PUNGLI BANTUL : Persaingan Ketat, Muncul Pihak yang Menawarkan Jasa PMB
Kepala Bagian Pendidikan dan Kerjasama ISI Yogyakarta, Bambang Supinardi mengungkapkan pihak kampus mendapatkan laporan dari lima wali calon mahasiswa yang lolos ujian. Mereka melaporkan ada oknum yang menghubungi mereka dengan mengatasnamakan ISI Yogyakarta dan meminta Uang Kuliah Tetap (UKT) ditransfer ke rekening tertentu.

Tak disangka, ternyata upaya penipuan tersebut masih berlanjut hingga pengumuman hasil kelulusan seleksi mandiri gelombang I pada Kamis (8/6/2017) lalu. Menurut dia, total hingga hari ini ada sekitar 10 wali calon mahasiswa yang melapor ke pihak kampus. Parahnya, kini oknum tersebut tidak hanya menghubungi calon mahasiswa yang dinyatakan lolos saja namun juga yang tidak lolos seleksi ujian masuk. Ia menjanjikan adanya kursi tambahan bagi calon mahasiswa yang tidak lolos seleksi.

“Tapi sampai sekarang tidak ada yang tertipu karena mereka [wali] langsung mengkonfirmasi ke kami,” katanya, Senin (12/6/2017).

Advertisement

Menurut Bambang kini pihak kampus juga tengah menelusuri di mana kebocoran data tersebut terjadi. Namun ia meyakini tidak terjadi kebocoran data dari kampus. Sebab, oknum tersebut menghubungi wali calon mahasiswa secara acak dan tak terstruktur. Ia menduga oknum tersebut hanya mempunyai data berupa nama dan alamat calon mahasiswa tanpa ada keterangan lengkap prodi apa yang dituju dan lainnya. Sebab menurut pengakuan wali yang melapor, oknum terkesan menebak-nebak calon mahasiswa tersebut lolos seleksi atau tidak dan prodi apa yang dituju sehingga sesuai dengan UKT yang harus dibayarkan.

“Kalau bocor dari kami, tentu oknum itu pegang data lengkap. Kalau besaran UKT memang kita publish untuk umum di website,” ucapnya.

Apalagi ada banyak celah yang bisa menjadi sumber kebocoran karena pendaftaran dilakukan dalam dua tahap. Yaitu booking dan membayar uang pendaftaran di bank, di mana calon mahasiswa memberikan data berupa nama dan nomor telepon, kemudian mendaftar secara daring serta mengunggah berkas di website, setelah itu mengirimkan copy berkas lewat pos atau diserahkan secara langsung. “Ada banyak kemungkinan kebocoran karena ada beberapa alur yang dilalui,” ia menjelaskan.

Advertisement

Namun ia mengaku telah mengantisipasi ulah oknum tersebut untuk pendaftaran gelombang II dengan mencantumkan peringatan tersebut di form nomor test yang didapatkan calon mahasiswa saat baru mendaftar. Sehingga mereka dapat lebih berhati-hati.

Pembantu Rektor I ISI Yogyakarta, Prof I Wayan Dana mengatakan hal ini baru pertama kali terjadi. Sehingga pihak kampus juga belum mengantisipasi saat pertama kali membuka PMB TA 2017/2018 ini. Tetapi setelah ada beberapa laporan yang masuk dan dinggap meresahkan, ia yang juga ketua umum panitia seleksi PMB langsung menerbitkan pengumuman resmi untuk membantah hal-hal tersebut.

Menurutnya kini pihak kampus juga telah memegang bukti percakapan oknum tersebut yang sempat direkam oleh salah satu wali yang merasa curiga. Pihaknya masih berusaha menelusuri dan mengumpulkan bukti. “Rektor juga sudah memerintahkan dengan tegas untuk mengambil tindakan. Apalagi jika ternyata kebocoran ini berasal dari oknum di dalam kampus,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif