News
Senin, 12 Juni 2017 - 20:30 WIB

KPK Desak Presiden Bersikap Soal Angket, Politikus DPR Meradang

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Nasdem Taufiqulhadi (kanan) memberikan surat usulan pengajuan hak angket KPK kepada Fahri Hamzah selaku pimpinan DPR dalam Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/4/2017).(JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Pernyataan KPK yang mendesak Presiden Jokowi bersikap soal pansus hak angket KPK memancing reaksi dari DPR.

Solopos.com, JAKARTA — Politikus Senayan bereaksi terhadap KPK yang mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersikap soal pansus hak angket di DPR. Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu sikap Ketua KPK Agus Rahardjo yang meminta Presiden Jokowi mengambil sikap atas dibentuknya Pansus Angket KPK merupakan sikap yang berlebihan.

Advertisement

Masinton berdalih bila KPK merasa bersih seharusnya tidak perlu risih bila dipanggil ke DPR. “Ya kalau bersih ngapain risih, kalau jujur ngapain takut. Hadapi saja angket ini, Rahardjo lebay minta bantu Presiden,” kata politisi PDIPerjuangan itu di Gedung DPR, Senin (12/6/2017).

Anggota Pansus Angket KPK tersebut menegaskan bahwa DPR telah berkomitmen untuk antikorupsi. Dengan demikian, katanya, semua pihak seharusnya tidak perlu khawatir dengan kinerja Pansus Angket KPK. “Memangnya komitmen kita bukan pada pemberantasan korupsi? Gila aja, memang KPK saja yang tidak korup, kita juga anti korup,” ujarnya.

Senada dengan Masinton, Wakil Ketua Pansus Angket KPK Taufiqulhadi mengingatkan bahwa Pansus Angket KPK tidak lain untuk menguatkan kinerja lembaga antirasuah tersebut. Politikus NasDem tersebut mengatakan Pansus Angket KPK tidak akan membuat persoalan selama kinerja KPK sudah sesuai prosedur.

Advertisement

Bagaimana pun juga, kilahnya, kerja KPK tidak boleh sampai menyalahgunakan wewenang (abuse of power). Terkait permintaan KPK agar Presiden Jokowi bersikap, Taufiqulhadi mengatakan karena proses angket berlangsung transparan di depan publik, dia mengatakan mendorong presiden untuk intervensi merupakan sikap tidak bertanggung jawab.

“Itu sama ingin merusak hubungan antara eksekutif dan legislatif,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua KPK Agus Rahardjo berharap agar Presiden Joko Widodo ikut menolak keberadaan Pansus Angket KPK. “Paling tidak, Presiden Jokowi sama seperti suara KPK [menolak Pansus angket KPK],” kata Agus di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, belum lama itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif