Jogja
Sabtu, 10 Juni 2017 - 01:22 WIB

WISATA KULONPROGO : Angkat Konsep Wellness Tourism, Menoreh Jadi Pusat Terapi Sel Punca

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi stem cell (JIBI/Reuters)

Wisata Kulonprogo di Menoreh tidak melulu wisata alam.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo menyebut, kawasan bukit menoreh dinyatakan berpotensi menjadi lokasi pembangunan pusat terapi stem cell (sel punca).

Advertisement

Hasto mengungkapkan, adanya rencana tersebut muncul di tengah pertemuan dan diskusi antara dirinya bersama tim sel punca Rumah Sakit Umum Pusat dr.Sardjito dan tim Stem Cell and Cancer Indonesia (SCI). Awalnya, Pura Pakualam menawarkan Girigondo, selanjutnya dipilih wilayah perbukitan menoreh yang melalui jalur Bedah Menoreh. Sebab pasien terapi sel punca, membutuhkan tempat yang tenang dengan pemandangan yang indah, untuk mendukung proses terapi. Di Indonesia sendiri, baru ada 11 rumah sakit yang memiliki lisensi sebagai pelaksana terapi sel punca ini.

Kehadiran pusat terapi sel punca di Kulonprogo ini, akan dipadukan dengan konsep pariwisata, yang disebut wellness tourism. Di sana nantinya, bukan hanya akan menjadi tempat terapi, melainkan juga akan menghadirkan pusat kebugaran, aroma terapi, terapi musik dan suara disamping peran utama terapi sel punca untuk kasus-kasus diabetes, jantung, gangguan sendi dan alzheimer. Ia berharap, dengan beroperasinya New Yogyakarta International Airport pada 2019, pusat terapi sel punca ini juga akan beroperasi.

“Apalagi dengan adanya bandara, lokasi tersebut akan menjadi wisata khusus. Yang datang adalah wisatawan asing atau wisatawan kelas atas karena tujuannya untuk berobat atau ter ungkapnya, Jumat (8/6/2017).

Advertisement

Direktur SCI, Sandy Qlintang menjelaskan, pada intinya wisata sel punca, bisa dibuka di mana saja di Indonesia, asalkan memang di kota itu ada rumah sakit yang boleh melakukan prosedur injeksi sel punca, dengan sarana dan prasarana yang memadai.

“Kalau berhasil, saya rasa booming stem cell tourism akan besar sekali. Tapi nantinya untuk prosedur allogeneic sampai lima atau enam tahun ke depan, akan kami arahkan untuk pengobatan sirosis hati dan penyakit autoimun, kalau mendapat persetujuan dari pemerintah, stem cell tourism dapat menambah pemasukan devisa negara di masa mendatang,” kata dia.

Menurut Sandy, masih belum ada negara yang secara spesifik menawarkan wisata sel punca bagi wisatawan. Sejauh ini baru ada Malaysia yang memiliki medical tourism berbentuk pengobatan sakit jantung, Thailand atau Korea Selatan yang fokus pada bedah plastik. Indonesia memiliki potensi besar untuk memulai Stem Cell Tourism, namun belum memulainya. Masih ada sedikit proteksi pemerintah, terlihat dari belum banyaknya RS yang bisa melakukan prosedur pengobatan dengan sel punca.

Advertisement

“Warga Tiongkok dan Thailand belum boleh mendapatkan prosedur stem cell di negara mereka, tapi orang Indonesia selama ini ke sana. Sehingga negara-negara tersebut mendapat devisa,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif