Jogja
Sabtu, 10 Juni 2017 - 15:22 WIB

UMKM BANTUL : Permintaan Timur Tengah Seret, Produsen Peci Pleret Lirik Daerah Ini

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sarti Rahayu saat memproduksi peci rajut di rumahnya, Jumat (9/6/2017). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

UMKM Bantul kali ini mengenai kerajinan peci.

Harianjogja.com, BANTUL — Peci rajut di Dusun Bedukan, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Bantul tidak memproduksi untuk konsumen lokal, tetapi juga internasional.

Advertisement

Baca Juga : UMKM BANTUL : Pilih Mana, Peci Aceh atau Taliban?

Adalah Sarti Rahayu, seorang perempuan yang dengan tekun mengembangkan bisnis kerajinan sejak belasan tahun yang lalu. Sayang, sejak 2002 silam, menurut Turadi, suami Sarti Rahayu, produksi pecinya ini mengalami penurunan. Antara tahun 1994 hingga tahun 2002, diakuinya, pasar di luar negeri khususnya Timur Tengah sangat besar. Namun setelah pecahnya konflik di negara-negara muslim Timur Tengah, bisnis pecinya ini pun mulai terganggu.

“Kalau lagi perang otomatis mereka tidak beli peci,” ungkapnya, Jumat (9/6/2017).

Advertisement

Meski begitu, Turadi tak kehabisan akal untuk membuat agar produksinya tetap mendapatkan pesanan. Untuk memasarkan produknya yang bermerk Peci Al-Husni tersebut, Turadi mulai membidik pasar Asia dengan negara-negara yang mayoritas warganya muslim seperti Malaysia serta negara lain layaknya Thailand dan Filipina. Selain itu, Turadi mulai menggenjot pemasaran di dalam negeri seperti Ternate, Jawa Timur, Jawa Barat, Jambi, sampai Nanggroe Aceh Darussalam.

“Dari pada mengeluh dan bingung, makanya saya coba cari pasar lain di negara tetangga dan dalam negeri,” jelasnya.

Beruntung, kendati pesanan dari Negara Timur Tengah merosot tajam, namun Turadi mengatakan pasar lain yang berhasil dibangunnya memiliki potensi tinggi. Setidaknya 2.000 peci yang dihasilkannya dikatakan masih kurang untuk memenuhi permintaan pasar. Ayah tiga anak ini membandrol peci produksinya dengan harga mulai Rp20.000 hingga Rp75.000 perbuah.

Advertisement

“Kalau harga tergantung model dan kerumitannya, karena semua peci dibuat manual dengan tangan,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif