Lifestyle
Kamis, 8 Juni 2017 - 12:00 WIB

TIPS KELUARGA : Romantis, Ini 4 Keuntungan Olahraga Bareng Pasangan

Redaksi Solopos.com  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi: Olahraga bersama pasangan memiliki banyak manfaat. (astralife.co.id)

Tips keluarga agar hubungan harmonis lakukan olahraga bareng pasangan.

Solopos.com, SOLO — Setelah memiliki anak, keharmonisan hubungan suami istri tetap harus dijaga. Ada banyak cara untuk menjaga kehamornisan hubungan suami istri. Selain sesekali pergi berdua saja tanpa mengajak anak, Anda juga dapat melakukan olahraga bersama pasangan.

Advertisement

Seperti dilansir Pschologytoday, beberapa waktu lalu, peneliti menemukan fakta ada beberapa keuntungan yang bisa dipetik di balik olahraga bersama pasangan atau keluarga, antara lain:

1. Meningkatkan level kebahagiaan dalam hubungan
Sebuah studi di salah satu laboratorium menunjukkan setelah mengikuti olahraga bersama pasangannya, sejumlah orang dilaporkan lebih puas menjalani hubungan dan lebih cinta dengan pasangannya. Olahraga dipandang sebagai aktivitas yang punya dampak positif untuk membikin pasangan lebih romantis. Beberapa sampel aktivitas rutin yang bisa dijajal bersama pasangan antara lain lari-lari bareng, ikut marathon, senam bersama, atau pergi ke gym bersama.

2. Membuat olahraga lebih berkualitas
Ada konsep klasik dari psikologi bahwa kehadiran orang lain mampu meningkatkan kemampuan kita saat beraktivitas. Hal itu juga berlaku dalam olahraga. Saat membawa pasangan atau keluarga, ada energi tambahan dari semangat yang diberikan partner tersebut. Kehadiran pasangan disebut bisa meningkatkan kapabilitas.

Advertisement

3. Bikin pasangan makin cinta
Olahraga menimbulkan gejala lanjutan psikologis seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, serta irama napas yang lebih intens. Gejala ini disebut bisa memantik orang lebih romantis. Dari sini, banyak orang memanfaatkan pasangannya untuk tujuan positif seperti mendapatkan target ideal latihan.

4. Merekatkan ikatan emosional
Saat berolahraga bersama pasangan, tanpa disadari orang cenderung membuat konteks untuk menyelaraskan kegiatan. Misalnya, saat mengangkat beban kita tanpa sadar menciptakan gerakan yang seirama dengan pasangan. Begitu juga saat berlari, jalan kaki, atau bermain bulu tangkis dan tenis. Kegiatan tersebut menciptakan kesesuaian nonverbal yang bisa menciptakan “ikatan”.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif