Lifestyle
Selasa, 30 Mei 2017 - 13:00 WIB

Tips Tetap Mesra dengan Pasangan Meski Terpisahkan Jarak

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Simak tips menjalin hubungan berkualitas dengan pasangan yang terpisah jarak.

Solopos.com, SOLO — Menjalani pernikahan jarak jauh saat ini sudah menjadi kelumrahan bagi sebagian masyarakat urban. Tingginya kebutuhan ekonomi, semakin ketatnya persaingan di dunia kerja, sekolah, dan pertimbangan lainnya membuat pasangan rela berumah tangga terpisah jarak, baik kota maupun negeri.

Advertisement

Merujuk penelitian University of London dan University of Bradford, seperti dilansir Daily Mail, beberapa waktu lalu, satu dari 10 orang dewasa di Inggris hidup terpisah dari pasangannya. Fenomena ini kian jamak ditemui di tempat lain.

Walaupun tidak mudah dilakoni, namun ternyata relasi seperti ini juga memiliki manfaat. University of Hong Kong menemukan fakta, pasangan yang bisa menjalani pernikahan jarak jauh secara sehat, cenderung memiliki hubungan yang lebih berkualitas dibandingkan pasangan kebanyakan.

Advertisement

Walaupun tidak mudah dilakoni, namun ternyata relasi seperti ini juga memiliki manfaat. University of Hong Kong menemukan fakta, pasangan yang bisa menjalani pernikahan jarak jauh secara sehat, cenderung memiliki hubungan yang lebih berkualitas dibandingkan pasangan kebanyakan.

Psikolog asal Goldsmiths University, Dr. Max Blumberg, menyebutkan anak-anak baik laki-laki maupun perempuan sama-sama membutuhkan orang tua sebagai model acuan.

Dia berujar anak laki-laki biasanya lebih bisa bertahan dibandingkan anak perempuan saat menghadapi orang tua yang hidup terpisah karena pilihan atau perceraian.

Advertisement

Untuk menjalani pernikahan jarak jauh yang sehat, Huffington Post merangkum beberapa kiat dari konselor pernikahan ternama. Berikut ulasannya:

1. Memajang Foto Keluarga

Sekilas tips memajang foto keluarga terdengar konyol, namun beberapa pakar menyebut tindakan kecil ini punya dampak besar. Ide ‘yang tidak tampak, bakal tidak kepikiran’ ini benar adanya. Membiarkan foto pasangan atau keluarga sebagai display picture atau latar pengisi telepon pintar, membuat mereka tetap ada dalam pikiran kita.

Advertisement

2. Hindari Berasumsi

Saat bertatap muka, dengan gampang kita bisa membaca dengan valid bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan seterusnya. Tapi ketika bentuk interaksi hanya percakapan lewat aplikasi perpesanan, surat elektronik, atau telepon, terkadang sangat mudah berasumsi negatif kalau pasangan kita sedang tidak tertarik mengobrol dan sebagainya. Padahal terkadang ada kondisi gangguan sinyal atau pasangan sedang capai. Dalam kondisi rentan konflik seperti ini, pasangan perlu rajin-rajin bertanya dan menghindari berasumsi.

3. Bersikap Seolah Tinggal Seatap

Advertisement

Jarak secara natural menciptakan kehidupan yang berbeda dibandingkan biasanya. Hal ini rentan memicu perselisihan di antara pasangan yang hidup terpisah. Berpura-pura kita tengah hidup seatap bisa meminimalkan persoalan ini. Libatkan pasangan di berbagai kesempatan, meskipun hanya lewat percakapan di telepon pintar seperti curhat saat bos sedang operasi, harus lembur, pergi ke dokter gigi, dan lain-lain. Dengan membiasakan hal ini, koneksi hubungan jarak jauh bisa terus terpelihara.

4. Setop Umbar Masalah Rumah Tangga

Terkadang kita berbagi cerita dengan teman, sahabat, atau orang lain untuk meminta saran saat hubungan dengan pasangan sedang mengalami masalah. Namun, tak jarang diskusi pernikahan jarak jauh dengan orang yang kurang berpengalaman hanya membuatnya semakin runyam. Tidak ada yang memahami intrik hubungan selain orang yang sedang menjalaninya. Termasuk untuk mencari jalan keluar persoalan. Tidak ada orang yang lebih tepat mencari solusinya selain orang yang terlibat dalam persoalan tersebut.

5. Tetapkan Waktu untuk Mengakhirinya

Pasangan perlu membicarakan seperti apa pola pernikahan jarak jauh dengan kepala dingin, termasuk kepastian kapan mengakhirinya. Banyak orang yang bisa tahan berlama-lama hidup terpisah dari pasangannya, tanpa mengetahui kapan mereka kembali bisa hidup bersama. Dengan menetapkan kapan pastinya keluarga tidak lagi tinggal terpisah, visi biduk rumah bisa kian terarah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif