Ada 50 kasus dan 14 orang di antaranya meninggal dunia diduga karena leptospirosis
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kabupaten Gunungkidul diminta tetap waspada terhadap penyebaran penyakit leptosirosis. Alasannya, penyakit yang banyak ditularkan melalui air kencing tikus ini banyak merenggut korban jiwa.
Baca juga : Jumlah Pasien Tinggi, Dewan Siapkan Anggaran Pencegahan Leptospirosis Gunungkidul
Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gunungkidul Heri Kriswanto mengatakan serangan leptospirosis menunjukan grafik peningkatan. Hal ini terlihat dari jumlah kasus yang tercatat di Dinas Kesehatan.
Tahun lalu, penyakit itu menyerang ke empat korban namun untuk tahun ini sudah banyak dan jumlahnya mencapai puluhan kasus. “Laporan terakhir, ada 50 kasus dan 14 orang di antaranya meninggal dunia diduga karena leptospirosis,” kata Heri kepada Harian Jogja, Senin (29/5/2017).
Menurut dia, keberadaan pentyakit leptospirosis harus benar-benar diwaspadai. Pasalnya, potensi penyakit ini masih mengintai. Sebaagai buktinya, kata Heri, dua pekan lalu sempat mendapatkan laporan adanya warga di Kecamatan Ngawen yang kritis karena penyakit leptospirosis.
Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengaku instansinya terus waspada terhadap penyebaran leptospirosis. Ia pun mengklaim jumlah penderita mulai menunjukan grafik penurunan.
Pada akhir April lalu diberitakan, jumlah penderita leptospirosis di Gunungkidul sampai pertengahan April mencapai 50 kasus. Dari jumlah ini 14 penderita diduga meninggal dunia karena penyakit tersebut.