Trending Sosmed, Afi Nihaya Faradisa diundang Talkshow di UGM
Harianjogja.com, SLEMAN — Sejumlah akademisi di Universitas Gadjah Mada (UGM) takjub melihat Afi Nihaya Faradisa tampil di hadapan mereka dalam sebuah Talkshow Kebangsaan di Auditorium Fisipol kampus setempat, Senin (29/5/2017). Mereka seperti tidak percaya, pelajar kelas XII SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi itu memiliki pemikiran kritis dalam kebhinekaan di Indonesia.
Baca Juga : TRENDING SOSMED : Ini “Warisan” Yang Bikin Akun Afi Nihaya Faradisa Diblokir
Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapa negara ini nyaris tercerai-berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnya saling mengunggulkan bahkan meributkan warisan masing-masing di media sosial.
Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan.
Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir. Demikian penggalan penutup tulisan berjudul Warisan yang diunggah Dek Afi di media sosial Facebook hingga menuai puluhan ribu like dan komentar.
Jiwa kritis gadis belia yang sebenarnya bernama Asa Firda Inayah itu terbukti secara nyata ketika dia tampil di Fisipol UGM. Afi sangat berbeda dengan remaja SMA pada umumnya. Cara bicaranya saja sudah terlihat bahwa gadis kelahiran Banyuwangi, 23 Juli 1998 itu secara kemampuan dan pemikiran berada jauh di atas pelajar SMA pada umumnya.
Bahasa Inggrisnya sangat lancar, sikapnya santun dan tidak minder sedikit pun meski di hadapannya ada banyak akademisi yang bergelar profesor.
Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih yang turut datang di acara itu pun terlihat kagum dengan potensi remaja putri yang baru beranjak dewasa tersebut. Berkali-kali, bersama Dekan Fisipol UGM Erwan Agus Purwanto memberikan tepuk tangan meriah ketika Afi menyudahi ulasan atas pertanyaan dan komentar dari para audien.
Anak pasangan Wahyudi dan Sunarti itu pun membeberkan latar belakang tulisan Warisan yang ia unggah ke Facebook dan menuai puluhan ribu respon, baik kontra maupun sanjungan.
Warisan merupakan sebuah curhatan dirinya melihat fenomena kebhinekaan di Tanah Air yang akhir-akhir ini banyak diributkan karena perbedaan keyakinan.
“Poin utama kita harus hidup bersama-sama dengan warisan masing-masing, baik yang bisa kita pilih maupun tidak. Warisan yang tidak bisa kita pilih kodrat dari Tuhan di antaranya jenis kelamin dan ras. Warisan yang bisa kita pilih adalah agama. Semua keyakinan memiliki kebenaran masing-masing dan tidak perlu diributkan,” ujar dia.
Banyak membaca buku sejak SD, berselancar di internet dan mengamati kondisi lingkungan, menjadi bahan inspirasi bagi Afi sehingga tulisannya sangat berbobot.