Jateng
Selasa, 23 Mei 2017 - 20:50 WIB

WISATA SEMARANG : Bonbin Mangkang Sulit Berkembang, Ini Sebabnya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kebun Binatang alias Bonbin Mangkang yang kini menyandang nama Taman Margasatwa Semarang. (ksmtour.com)

Wisata Semarang Bonbin Mangkang tak optimal pengelolaannya karena statusnya UPTD Pemkot Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Kalangan DPRD Kota Semarang mengakui pengelolaan Taman Margasatwa Mangkang atau lebih kondang dengan sebutan Bonbin Mangkang selama ini kurang optimal. Pengembangan objek wisata Semarang itu sulit dilakukan karena pengelolaannya dibatasi aturan-aturan lembaga pelat merah.

Advertisement

“Mau tukar menukar satwa saja, misalnya, tidak bisa. Aturannya memang tidak boleh,” kata Ketua Panitia Khusus Raperda Penyertaan Modal DPRD Kota Semarang Joko Susilo di Kota Semarang, Selasa (23/5/2017). Hal tersebut diungkapkan politikus PDI Perjuangan itu saat memimpin rombongan tim Pansus Raperda Penyertaan Modal yang meninjau Bonbin Mangkang untuk perumusan draf raperda.

Menurut Joko, status Bonbin Mangkang yang masih sebagai unit pelaksana teknis dinas (UPTD) menghambat pengembangan karena adanya aturan-aturan yang membatasi. “Ya, kalau masih pelat merah, ya sudah. Beda nanti kalau sudah di bawah holding company, pengelolaannya kami yakin akan lebih baik. Ini masih dibahas penyertaan modalnya,” katanya.

Yang jelas, kata dia, pihaknya menginginkan Semarang memiliki taman margasatwa yang sekelas dengan yang ada di daerah-daerah lainnya, seperti Jatim Park. Pengembangan dan pengelolaan optimal Bonbin Mangkang diharapkan mampu menjadikannya objek daya tarik wisata yang mumpuni.

Advertisement

Sementara itu, Kepala UPTD Bonbin Mangkang Kusyanto mengatakan dari sisi pendapatan sebenarnya terjadi kenaikan jumlah pengunjung yang datang ke objek wisata itu, dari tahun ke tahun. “Ya, sekarang wisata kan telah menjadi kebutuhan. Hanya saja, tiketnya masih cukup murah, yakni Rp5.000/orang. Sekalipun pengunjungnya banyak, secara nilai rupiah kan belum bisa tinggi,” katanya.

Namun, sambung dia, pada masa liburan, seperti Lebaran, ada kenaikan harga tiket, seperti Lebaran tahun 2016 lalu yang tiketnya menjadi Rp7.500/orang, sementara tahun ini rencananya Rp10.000/orang. Di dalam Bonbin Mangkang, kata dia, ada pula wahana-wahana permainan yang ditarik tiket tersendiri, seperti kereta mini dan perahu yang masing-masing dikutip Rp3.000/orang.

Selain itu, Kusyanto mengakui selama ini tidak bisa melakukan pengembangan karena terkendala aturan, seperti tukar-menukar satwa dengan kebun binatang lain untuk memperkaya koleksi satwa. Ia menjelaskan beberapa jenis satwa di Bonbin Mangkang ada yang sudah overpopulasi, seperti harimau yang kini sudah berjumlah 10 ekor, sementara kebutuhan pakannya juga relatif mahal.

Advertisement

“Kalau dilihat kebutuhann, sebenarnya, 4-5 ekor harimau saja sudah cukup. Kalau bisa, kami tukar dengan satwa jenis lain. Namun, kan harus memiliki izin lembaga konservasi,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif