News
Kamis, 18 Mei 2017 - 11:30 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Taksi Lokal Minta Uber Ditertibkan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soloraya Hari Ini edisi Kamis 18 Maret 2017

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (18/5/2017), memberitakan penolakan Uber dari pengusaha taksi lokal Solo.

Solopos.com, SOLO – Penolakan mengenai beroperasinya layanan taksi online Uber di Kota Solo muncul dari setidaknya lima pengusaha taksi lokal Solo. Mereka menyampaikan penolakan saat bertemua dengan Wali Kota Solo, Rabu (17/5/2017).

Advertisement

Berita mengenai penolakan pengusaha taksi lokal Solo terhadap beroperasinya Uber ini menjadi salah satu berita di halaman Soloraya Harian Umum Solopos, Kamis (18/5/2017). Selain itu ada liputan tentang Meet and Greet pemain film Critical Eleven di The Park Mall, Solo Baru, ada juga berita tentang kemacetan di jalan Ahmad Yani dan Simpang Joglo, dan berita kasus penipuan order fiktif makanan.

Simak cuplikan berita halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Kamis 18 Mei 2017;

ANGKUTAN SEWA KHUSUS: Taksi Lokal Minta Uber Ditertibkan

Advertisement

Lima pengusaha taksi lokal Solo menyampaikan penolakan atas keberadaan Uber di Kota Bengawan saat bertemu dengan Wali Kota Solo, Rabu (17/5).Mereka meminta Dinas Pehubungan (Dishub) Solo menertibkan Uber yang nekat beroperasi kendati belum mengantongi izin.

Koordinator taksi lokal, Suyanto, mengatakan perusahaan taksi lokal yang datang ke Balai Kota yakni Kosti, Mahkota, Solo Taksi, Gelora, dan Sakura. “Kami menggelar audiensi membahas Uber dengan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo. Lima pengusaha taksi lokal sepakat menolak mobil Uber beroperasi di Solo karena tidak punya izin,” ujar Suyanto kepada wartawan di Balai Kota, Rabu.

Menurut dia, layanan angkutan umum berbasis daring itu tidak bisa serta merta beroperasi karena harus memenuhi aturan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng termasuk tarif taksi. Selain itu, sesuai Permenhub No. 32/2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek, operasional angkutan berbasis daring atau disebut sebagai angkutan sewa khusus harus mendapat izin dari Gubernur.

“Kami meminta Uber mematuhi aturan. Kalau nekat beroperasi Pemkot harus menertibkan karena mereka ilegal,” kata dia.

Advertisement

Suyanto mengatakan pengusaha taksi lokal sepakat dengan solusi yang ditawarkan Pemkot Solo terkait Uber yakni menggandeng taksi lokal setelah mengantongi izin. Hal itu juga yang dilakukan Grab saat masuk ke Solo. Mereka mengandeng Gelora dan Kosti.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

FILM BARU: Romantisme Ale dan Anya di Panggung Malaysia

Lambaian tangan Reza Rahadian, pemeran Aldebaran Risjad dalam film Critical Eleven dan Adinia Wirasti, pemeran Tanya Laetitia Baskoro Risjad, disambut histeria penggemar yang menyemut di Atrium The Park Mall Solo Baru, Sukoharjo, Rabu (17/5) sore. Tak berapa lama, Reza yang juga datang bersama Aci Resti langsung menyapa para pengunjung mal yang sebagian menyemut di depan panggung acara. “Halo apa kabar semuanya. Senang sekali datang kembali ke Solo,” sapa dia.

Advertisement

Begitu juga dengan lawan main Reza. Perempuan lajang yang akrab disapa Asti ini semringah melihat antusiasme penggemar menyambut kedatangan mereka. Di sela-sela perbincangan yang dipandu MC Owi Basrowi dan Fahmi, Asti memuji militansi penggemar Solo.

Tak hanya saat naik ke panggung, antusiasme menyambut kehadiran dua selebriti papan atas ini juga terlihat saat mereka menyapa penonton di Bioskop XXI The Park Mall Solo Baru. Salah satu penonton asal Solo, Nadira, yang sudah menunggui sejak siang merekam hampir semua tingkah polah kedua idolanya.

“Filmnya pasti bagus karena novelnya juga bagus banget. Apalagi yang main Reza dan Kak Asti. Mereka pinter banget kalau main film,” kata dia.

Pada menit-menit terakhir meet and greet, Reza dan Asti berharap semua penggemarnya ikut menonton fi lm bergenre drama romantis ini. Critical Eleven menyuguhkan cerita emosional yang akan menaik-turunkan tensi penonton. Selain Solo, nonton bareng juga digelar di tiga kota lainnya yaitu Bandung, Medan, dan Makassar.

Advertisement

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

REKAYASA LALU LINTAS: Jl. A. Yani dan Simpang Joglo Kian Macet

Penutupan arus lalu lintas di Jl. S. Parman, Solo, dari arah selatan ke utara menimbulkan kemacetan parah di Jl. A. Yani dan simpang Joglo, Kadipiro, Banjarsari, Solo.

Pantauan Espos, Rabu (17/5) siang, bus besar ber-AC dari arah timur yang akan menuju ke Terminal Tirtonadi tidak diperbolehkan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo melewati Jl. Monginsidi. Bus-bus tersebut diminta petugas yang berjaga di Simpang Ringin Semar untuk belok kanan menyusuri Jl. A. Yani.

Pengalihan arus lalu lintas bus besar itu menimbulkan penumpukan kendaraan di Jl. A. Yani ruas Simpang Ringin Semar hingga Simpang Ngemplak terutama saat lampu APILL di Simpang Ngemplak menyala merah.

Beberapa kendaraan di Jl. A. Yani yang melaju dari arah timur ke barat bahkan nekat menerobos lajur kendaraan dari arah berlawan sehingga mengganggu arus lalu lintas. Bus besar di Jl. A. Yani yang akan ke Terminal Tirtonadi tidak diizinkan lurus karena dikhawatirkan tersangkut di viaduk Gilingan. Sesampainya di Simpang Ngemplak, bus harus belok kanan menuju Jl. Letjend Sutoyo. Bus kemudian diarahkan melewati Jl. Kolonel Sugiyono hingga sampai simpang Joglo.

Advertisement

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

KASUS PENIPUAN: Waspada Order Fiktif Makanan!

Sejumlah rumah makan di Sragen yang melayani pemesanan via telepon menjadi korban penipuan dengan modus order fiktif. Selain itu, pelaku yang mengaku dari kepolisian ini juga meminta pelayan rumah makan mengisikan pulsa senilai Rp100.000 hingga Rp500.000 dengan dalih akan dibayar bersamaan dengan pembayaran pesanan makanan.

Kapolsek Kota Sragen, AKP Suseno, mengatakan sudah banyak rumah makan yang tertipu order fiktif ini. Pelaku biasa mengaku polisi yang bertugas di Polres Sragen dan Polsek Kota Sragen. ”Sudah ada tiga rumah yang mengirim makanan ke Polsek Kota Sragen. Yang mengirim makanan ke Polres Sragen juga ada, tapi jumlahnya saya tidak tahu. Terakhir, kasus ini terjadi pada Kamis [11/5] lalu. Saat itu, kami mendapat kiriman 25 paket makanan, minuman, serta beberapa bungkus rokok dari salah satu rumah makan di Sragen. Padahal, anggota kami tidak pernah memesan 25 paket makanan, minuman dan beberapa bungkus rokok itu,” jelas Suseno kepada Espos di Sragen, Rabu (17/5).

Kepada polisi, pelayan rumah makan itu juga mengaku diminta mengisikan pulsa ke tiga nomor berbeda oleh pemesan paket makanan itu. Uang pembelian pulsa itu akan diberikan bersamaan dengan pembayaran paket makanan sesampainya di kantor polisi. Karena polisi tidak memesan, paket makanan itu akhirnya dibawa pulang ke rumah makan. Pelayan rumah makan itu pulang sambil menggerutu karena baru sadar menjadi korban penipuan.

”Siang itu juga kami membuat surat imbauan yang kami sebar ke sejumlah rumah makan yang melayani pemesanan via telepon. Kami minta pemilik rumah makan berhati-hati dalam melayani pesanan makanan via telepon. Jangan mudah percaya dengan orang asing yang berbicara di balik telepon. Ada baiknya orang itu diminta datang. Kalau dia tidak mau, jangan dilayani,” kata Suseno.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif