Rombongan suporter yang diduga asal Sleman dua kali bentrok di Magelang.
Solopos.com, JOGJA — Bentrok yang melibatkan warga dan rombongan diduga suporter PSS Sleman kembali terjadi di Magelang, Rabu (17/5/2017) pagi. Bentrok kali ini diduga merupakan lanjutan dari peristiwa serupa pada Senin (15/5/2017) dini hari WIB di kawasan yang sama.
Informasi yang diperoleh Harian Jogja dari sumber di Kepolisian Magelang mengungkapkan bentrokan kali ini terjadi di dua titik berbeda. Bentrok pertama terjadi di daerah Canguk pada pukul 09.45 WIB, saat seorang anggota rombongan memukul pengamen.
Pemukulan dilakukan dengan alasan mereka dilempari batu oleh orang tak bertanggung jawab. Namun, situasi ini langsung bisa dikendalikan dan rombongan suporter Sleman melanjutkan perjalanan ke Jepara.
Akan tetapi dalam perjalanan, bentrokan kembali pecah di Kebonpolo sekitar pukul 10.30 WIB. Rombongan asal Sleman dilempari oleh seseorang yang diduga warga sekitar. Setelah melempari rombongan, pelaku melarikan diri ke kawasan Rindam Kodim. Rombongan suporter sempat mengejarnya, namun situasi bisa dikendalikan polisi.
Koordinator Brigata Curva Sud (BCS), Zulfikar Nugroho Putra, yang dimintai konfirmasi Harian Jogja, mengakui adanya bentrokan pada kemarin pagi. Meski demikian ia enggan berkomentar banyak terkait insiden tersebut.
“Nanti kami jelaskan pada lusa mendatang. Kami akan gelar konferensi pers terkait masalah ini. Saat ini kami masih menunggu manajemen. Untuk rombongan saat ini sudah ada di Jepara. Alhamdulillah korban tidak terlalu banyak dibandingkan saat kami pulang dari melawat ke Batang [Senin, 15/5/2017 dini hari],” katanya.
Terpisah, Kabid Humas Polda DIY AKBP Yulianto mengakui telah mendapatkan informasi awal perihal bentrokan yang terjadi di Magelang. “Hanya saja tidak ada korban. Pelaku juga sempat lari ke daerah Rindam. Itu informasi awal yang kami peroleh,” tandas mantan Kapolres Sleman dan Kulonprogo ini.
Yulianto mengungkapkan sejak awal Polda tidak mendapatkan pemberitahuan ataupun permintaan pengawalan dari suporter PSS Sleman maupun manajemen PSS. Alhasil, pengamanan terhadap keberangkatan suporter tidak bisa dilakukan secara optimal.
“Oleh karena itu kami berharap agar kejadian sama tidak berulang, ke depan, suporter maupun manajemen untuk bisa memberikan surat pemberitahuan dan permintaan pengawalan baik kepada Polda, Polres setempat maupun Polres yang dilewati. Tentu kita tidak ingin hal seperti ini terjadi,” ucapnya.