Soloraya
Rabu, 17 Mei 2017 - 01:00 WIB

RAZIA SUKOHARJO : Garam Tak Beryodium Beredar di Pasaran, Kenali Ciri-Cirinya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi garam. (JIBI/Solopos/Dok.)

Razia Sukoharjo, tim gabungan melakukan sidak dan menemukan garam tak beryodium di pasaran.
Solopos.com, SUKOHARJO — Garam tak beryodium masih beredar di sejumlah pasar tradisional di Sukoharjo. Mayoritas garam tak beryodium diproduksi industri kecil dan menengah (IKM).
Tim gabungan penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) Sukoharjo melakukan razia garam tak beryodium di Pasar Cuplik dan Pasar Mulur, Selasa (16/5/2017). Tim gabungan itu terdiri atas Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelbangda) Sukoharjo, Dinas Perdagangan dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PKUKM) Sukoharjo, serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo.
Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan dan Kesejahteraan Bapelbangda Sukoharjo, Sulastri, mengatakan garam harus memiliki kandungan yodium antara 30 persen-80 persen. Apabila kandungan yodium di bawah 30 persen, produk garam dilarang dijual di pasaran.
Praktiknya, masih ada pedagang yang menjual garam yang kandungan yodiumnya di bawah 30 persen. Garam yang kurang yodium biasanya bisa dikenali dari butirannya yang kasar dan lebih besar dibanding garam yodium yang halus dan lembut.
“Hanya ada merek di kemasan plastik garam, tanpa ada alamat lengkap lokasi produksinya. Kami masih menelusuri secara jelas lokasi produksi garam apakah di Sukoharjo atau daerah lain,” kata dia, kepada Solopos.com, Selasa.
Anggota tim gabungan langsung mendata dan membina pedagang yang menjual garam tanpa yodium. Pedagang itu diminta tak lagi menjual garam tanpa yodium kepada masyarakat. Langkah ini dilakukan agar tak merugikan masyarakat selaku konsumen.
Terlebih, masyarakat sulit membedakan garam yang mengandung yodium dengan garam tanpa yodium. Mayoritas garam tanpa yodium yang beredar luas di pasaran diproduksi IKM atau industri rumah tangga.
“Apabila tubuh manusia kekurangan yodium sangat rawan terkena penyakit gondok dan memperlambat perkembangan kecerdasan otak pada bayi dan anak-anak,” terang dia.
Tim gabungan bakal melakukan razia serupa di beberapa pasar tradisional lainnya selama enam hari. Mereka bakal memantau dan mengawasi peredaran garam yang dijual di pasaran apakah mengandung yodium sesuai aturan atau tidak.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Operasi dan Pengendalian Satpol PP Sukoharjo, Karyono, mengungkapkan tim gabungan melakukan upaya persuasif dengan membina para pedagang yang menjual garam tanpa yodium. Apabila mereka masih nekat menjual garam tanpa yodium, petugas akan bertindak tegas.
Karyono mengimbau agar masyarakat lebih jeli, teliti, dan cermat saat membeli garam. Mereka bisa membaca perincian persentase kandungan yodium di label pembungkus garam.
“Konsumen harus selektif dan teliti, jangan sembarangan membeli garam karena bakal berdampak negatif pada kesehatan tubuh,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif