Soloraya
Kamis, 11 Mei 2017 - 21:00 WIB

Overpass Tol Soker Dikerjakan Tengah Malam, Warga Menolak

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Overpass Tol Solo-Kertosono (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Rencana pengerjaan overpass Tol Soker tengah malam ditolak warga.

Solopos.com, BOYOLALI — Proyek pembangunan jembatan layang (overpass) Tol Solo Kertosono (Soker) di barat Desa Ngesrep, Ngemplak, tepatnya di sisi Bandara Internasional Adisoemarmo, kembali menemui jalan buntu. Penyebabnya, warga di sekitar lokasi menolak tawaran pelaksana Tol Soker yang berencana mengerjakan proyek pada tengah malam hingga pukul 05.00 WIB.

Advertisement

“Warga di sini sudah menolak permintaan pelaksana proyek. Kalau proyek dikerjakan malam hari, hla bagaimana kami bisa istirahat malam hari,” ujar Ny. Suyati, warga RT 003/ RW 004 Desa Ngesrep, Ngemplak saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (11/5/2017).

Suyati menjelaskan penolakan warga sudah disampaikan sekitar sepekan lalu dalam ajang sosialisasi pembangunan overpass. Dalam kesempatan itu, warga menolak menandatangani kerelaan pengerjakan proyek pada tengah malam. Warga meminta proyek dikerjakan sesuai jam kerja, yakni siang hari.

“Kalau alasannya karena menyesuaikan jam penerbangan, kan tidak setiap waktu pesawat terus-terusan melintas di atas lokasi proyek,” ujarnya.

Advertisement

Menurutnya, proyek tetap bisa dikerjakan siang hari dengan cara selalu berkoordinasi dengan pihak bandara. Ketika pesawat akan landing atau take off, kata dia, pekerjaan dihentikan. Namun, jika pesawat telah terbang atau telah mendarat, pekerjaan bisa kembali dilakukan.

“Alat pemasang tiang pancang memang cukup tinggi sih. Itu yang dikhawatirkan bisa mengganggu penerbangan. Tapi kan tidak setiap jam pesawat terbang,” argumennya.

Tak hanya Suyati, warga lainnya yang memiliki seorang bayi, Arifah, juga mengaku keberatan dengan pekerjaan proyek overpass di malam hari. Sebab, jumlah balita di lingkungan di sekitar proyek overpass cukup banyak. “Proyek malam hari jelas akan mengganggu istirahat warga. Apalagi anak-anak dan balita di sini sangat banyak. Mereka enggak bisa sekolah dan enggak bisa tidur,” terangnya.

Advertisement

Berdasarkan pengalaman sebelumnya ketika proyek masih dikerjakan siang hari, jelasnya, suara kebisingan yang ditimbulkan dari mesin dan pukulan paku bumi cukup kencang terdengar. Beruntung, pekerjaan dilakukan siang hari, sehingga dianggap tak mengganggu warga.

Ada puluhan warga yang bakal terdampak kebisingan dalam proyek itu. Setidaknya, ada tiga kampung yang bakal terdampak bising dan getaran karena jaraknya cukup berdekatan. Ketiga kampung itu antara lain Kebonagung, Tegalrejo, dan Gunungan. Ketiga kampung itu masih berada di Desa Ngesrep.

Kepala pejabat pembuat komitmen (PPK) Tol Soker Provinsi Jawa Tengah, Bedru Cahyono, mengaku masih terus mencari jalan keluarnya. Satu sisi, pihaknya bisa memahami sikap warga yang keberatan. Di sisi yang lain, proyek harus segera dikerjakan dengan mengacu pada regulasi penebangan karena lokasinya yang berdekatan dengan Bandara.

“Yang jelas, kami terus berkordinasi dengan Bandara dan berusaha mengajak warga bisa memahami kondisi ini. Kami sebenarnya juga memahami sikap warga itu,” terangnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif