Pemilihan Putra Putri Disabilitas Boyolali ternyata merupakan forum pendidikan pemilu.
Solopos.com, BOYOLALI — Pemilihan Putra Putri Demokrasi Disabilitas Boyolali 2017 di Pendapa Rumah Dinas Bupati Boyolali, Rabu (10/5/2017), merupakan pendidikan pemilihan umum (pemilu) yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali. Meski Pemilu 2019 masih cukup lama, ini menjadi bagian dari proses panjang persiapan pemilu.
Anggota Komisioner KPU Boyolali Pargito mengatakan pendidikan yang menyasar para penyandang disabilitas ini bisa dijadikan model di daerah lain. “Pemilihan Putra Putri Demokrasi Disabilitas ini sebenarnya salah satu cara kami dalam melakukan pendidikan kepada masyarakat tentang pemilu. Dan ini bisa dicontoh daerah lain,” ujarnya di sela-sela acara.
Tak mengherankan jika dalam tahapan seleksi pemenang lomba ini mereka diberi pertanyaan oleh lima juri seputar pemilu. Sementara itu, para menemang akan mendapatkan piagam dan trofi. Selain itu, pasangan juara pertama, kedua, dan ketiga masing-masing mendapatkan uang pembinaan senilai Rp2 juta Rp1,5 juta, dan Rp1 juta.
Sebanyak 20 pasangan penyandang disabilitas menjadi peserta pemilihan Putra Putri Demokrasi Disabilitas Boyolali 2017 di Pendopo Rumah Dinas Bupati Boyolali itu. Mereka adalah perwakilan dari wilayah hampir seluruh kecamatan yang ada di Boyolali. Pardiman dari Divisi teknis KPU Boyolali yang juga menjadi salah satu juri mengatakan, untuk menjadi pemenang dalam lomba ini, mereka melalui tiga tahapan.
“Tahapan pertama adalah penampilan, tahapan kedua dan ketiga adalah menjawab pertanyaan-pertayaan dari para juri,” ujarnya di sela-sela lomba yang saat ini masih berlangsung.
Dalam tahapan pertama, juri menyeleksi penampilan para peserta yang akan dipilih 10 penampil terbaik. Selanjutnya, 10 pasangan yang terpilih berhak maju dalam tahapan seleksi berikutnya. “Dari 10 pasangan yang terpilih itu nanti, juri akan menentukan tiga pasangan yang akan menjadi finalis,” imbuhnya.