Jateng
Kamis, 4 Mei 2017 - 15:50 WIB

PENATAAN KOTA SEMARANG : Begini Cara Hendi Bereskan Kawasan Kumuh

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penataan taman Kota Semarang, Jawa Tengah. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Penataan Kota Semarang, terutama di kawasan kumuh, menjadi perhatian Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi alias Hendi.

Semarangpos.com, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengandalkan empat gebrakan untuk mengatasi kekumuhan yang masih terdapat di beberapa lokasi, termasuk perkampungan.

Advertisement

“Berdasarkan data pada 2012, Kota Semarang masuk dalam 10 kota dengan kawasan kumuh terbesar di Indonesia. Daerah yang kumuh tercatat seluas 40 hektare,” kata Hendi, sapaan Wali Kota Semarang, dilansir laman berita Antara, Rabu (3/5/2017).

Oleh sebab itu, Hendi pun berjanji bakal membenahi wilayah kumuh itu dengan berbagai inovasi dan gebrakan dengan menggandeng sejumlah pihak. Salah satu upaya yang akan dilakukan Hendi itu yakni dengan mengadakan Program Arsitek Masuk Kampung yang merupakan kerja sama antara Pemkot Semarang dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jateng.

Program ini bertujuan melakukan penataan ulang daerah permukiman. Nota kesepahaman (MoU) antara Pemkot dan IAI itu sudah ditandatangani Hendi pada Desember 2016 lalu. Nantinya, IAI akan menempatkan dua arsitek di setiap kecamatan di Kota Semarang.

Advertisement

“Program kedua, yakni kampung tematik. Saat ini, sudah ada 32 titik, mulai Kampung Tematik Seni, Kampung Jawi, Kampung Batik, hingga Kampung Bandeng sesuai dengan potensi lingkungan setempat,” katanya.

Diakuinya, program kampung tematik mampu mengubah citra kawasan perkampungan yang semula kumuh menjadi daya tarik wisata sehingga tahun ini akan ditambah 100 titik kampung tematik.

Gebrakan ketiga, kata dia, revitalisasi pasar tradisional sejalan dengan amanah pemerintah pusat sehingga masyarakat akan semakin tertarik untuk berbelanja di pasar tradisional.

Advertisement

“Yang sudah direvitalisasi, antara lain Pasar Bulu, Pasar Kembang Kalisari, dan Pasar Peterongan. Masyarakat tidak hanya datang untuk berbelanja, namun sekaligus berwisata,” katanya.

Selain itu, program kampung pelangi dengan mengecat rumah-rumah warga di Wonosari, persis di belakang Pasar Kembang Kalisari dengan berwarna-warni juga menjadi salah satu programnya.

Konsep kampung pelangi, diakui Hendi, terinspirasi dari perkampungan serupa yang ada di Rio de Janeiro, Brazil, yang sudah diterapkan pula di daerah Malang dan Yogyakarta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif