Soloraya
Sabtu, 29 April 2017 - 06:10 WIB

PERTANIAN SRAGEN : Waspadai Pupuk Abal-Abal, Ini Ciri-Cirinya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pupuk. (JIBI/Semarangpos.com)

Pertanian Sragen, PT Petrokimia meminta petani mewaspadai peredaran pupuk abal-abal.

Solopos.com, SRAGEN — PT Petrokimia meminta petani di Soloraya mewaspadai beredarnya pupuk abal-abal. Petani diminta jeli sebelum membeli pupuk itu bila tidak ingin dirugikan di kemudian hari.

Advertisement

Sales Supervisor PT Petrokimia Wilayah Sragen Boyolali dan Klaten, Sigit Cahyono, tidak mau menyebut pupuk itu palsu. Dalam kemasan pupuk itu terdapat nomor izin edar yang belum dipastikan asli atau palsu.

Menurutnya, jenis pupuk NPK Phonska cenderung lebih banyak diproduksi dalam versi abal-abal. Bahkan, untuk produk NPK Phonska Plus yang baru diluncurkan Oktober 2016 lalu sudah ditemukan versi abal-abalnya.

Advertisement

Menurutnya, jenis pupuk NPK Phonska cenderung lebih banyak diproduksi dalam versi abal-abal. Bahkan, untuk produk NPK Phonska Plus yang baru diluncurkan Oktober 2016 lalu sudah ditemukan versi abal-abalnya.

Beredarnya pupuk abal-abal yang mirip NPK Phonska Plus itu baru diketahui pada Februari lalu atau tepat empat bulan setelah diluncurkan. “Kebanyakan pupuk abal-abal itu diberi nama plesetan dari pupuk produksi Petrokimia. Namanya itu bermacam-macam. Bisa NPK Pronska, NPA Ponska, dan lain-lain. Logo pun berbeda dengan punya kita. Logo kita itu ada kerbau kuning menghadap ke depan, di bawahnya ada tulisan PG. Kalau yang abal-abal, kerbau itu menghadap samping. Kadang tanduknya lebih panjang dan kelihatan ekornya. Kadang ada anak kerbaunya. Di bagian bawah, tulisannya bukan PG,” terang Sigit saat ditemui wartawan di RM Roso Joyo 2, Jl. Irian, Nglorog, Sragen, Jumat (28/4/2017).

Secara kasat mata, kata Sigit, sulit membedakan tampilan produk pupuk asli dengan pupuk abal-abal. Warna, ukuran, bentuk dari pupuk abal-abal itu relatif sama dengan pupuk asli.

Advertisement

“Kalau produk Petrokimia, misal NPK Phonska itu kandungan nitrogen dan kalium, fosfat, dan lain-lain itu 15%. Kalau merek abal-abal, menggunakan +-15%. Jadi kandunganya nitrogennya bisa kurang, bisa lebih. Pada pupuk abal-abal biasanya juga tidak ada tulisan pupuk bersubsidi pemerintah. Namun, ada pula yang sengaja memakai kata subsidi itu,” terang Sigit.

Menurut Sigit, pupuk abal-abal itu pernah ditemukan di Soloraya beberapa tahun lalu. Bahkan, di Sragen beberapa tahun lalu cukup banyak ditemukan pupuk abal-abal itu.

“Belakangan saya sudah tidak menemukan pupuk abal-abal itu di Soloraya. Tapi, pupuk abal-abal ini masih beredar di luar Soloraya. Saya mengimbau kepada petani untuk lebih jeli. Jangan sampai salah pilih pupuk karena nanti akan merugikan petani sendiri,” papar Sigit.

Advertisement

PT Petrokimia, kata Sigit, selalu menjaga kualitas produk pupuk. Petrokimia selalu menguji kualitas pupuk yang diproduksi oleh perusahaan rekanan.

Di Sragen dan Klaten sudah ada tiga perusahaan rekanan yang terpaksa diskors karena memproduksi pupuk dengan kualitas yang belum memenuhi standar. “Kami selalu melakukan uji lab dari produk pupuk mereka. Kalau hasil lab menunjukkan kandungan pupuk itu tidak sesuai parameter yang ditentukan Menteri Pertanian, pupuk itu tidak boleh diedarkan. Sepanjang parameter itu belum dipenuhi, mereka akan tetap kena skors,” tegas Sigit.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen Suratno berharap PT Petrokimia terus menjaga kualitas produk pupuknya. Menurutnya, tingkat ketergantungan petani Sragen terhadap pupuk dari Petrokimia sudah besar.

Advertisement

Dia berharap Petrokimia bisa mengevaluasi model distribusi pupuk supaya tidak terjadi kelangkaan pupuk pada masa tanam serentak. “Karena pupuk sulit ditemukan pada masa tanam, ada peluang pupuk abal-abal masuk. Kalau pupuk asli tersedia, petani mungkin tidak akan membeli pupuk abal-abal itu,” papar Suratno.

Berikut ciri-ciri pupuk abal-abal menurut Petrokimia:
– Menggunakan nama plesetan seperti NPK Pronska, NPA Ponska, dll
– Logo Petrokimia juga diplesetkan. Logo asli berupa gambar kerbau kuning menghadap ke depan, di bawahnya ada tulisan PG. Logo pupuk abal-abal, gambar kerbau menghadap samping. Kadang tanduknya lebih panjang dan kelihatan ekornya. Kadang ada anak kerbaunya. Di bagian bawah, tulisannya bukan PG.
– Biasanya diproduksi oleh CV dengan alamat yang tidak jelas.
– Kandungan nitrogen, kalium, fosfat, dll disampaikan tidak tegas dengan +- 15%
– Terkadang tidak memakai tulisan pupuk bersubsidi pemerintah.
– Harga terkadang lebih murah, namun ada pula yang lebih mahal bila tidak menyertakan tulisan bersubsidi dari pemerintah.
– Hasil produksi tanaman padi dengan pupuk abal-abal dan pupuk asli ada selisih 1-2 ton/hektare.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif